Nih Faktor Utama Minimnya Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Versi Wishnutama

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Seat capacity atau kapasitas kursi dalam penerbangan menuju Indonesia ternyata tidak sebanding dengan target kunjungan wisatawan mancanegara yang dibidik pemerintah.

Temuan itu diungkapkan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio usai rapat koordinasi di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Jakarta, Jumat 7 Februari 2020.

Wishnutama menyebut Thailand misalnya, seat capacity penerbangan di negara tersebut ada 57 juta seat. “Indonesia ada jauh di bawah itu. Jadi, pada saat kami kalkulasi seat capacity dengan target tahun lalu 20 juta itu, sudah nggak nyambung. Kecuali wisatawan disuruh berenang ke Indonesia,” kata dia.

Kapasitas kursi penerbangan bahkan menjadi masalah utama terlepas dari mewabahnya virus corona yang saat ini berdampak besar terhadap sektor pariwisata. Untuk itu, pemerintah, lanjut Wishnutama, akan berupaya meningkatkan kapasitas kursi penerbangan menuju Indonesia.

Pihaknya pun mengaku telah bicara dengan sejumlah maskapai baik itu maskapai nasional seperti Garuda Indonesia dan maskapai internasional. “Baru beberapa maskapai, dan nanti akan ada pertemuan lanjutan. Belum selesai,” katanya.

Selain itu, pemerintah juga akan membuat paket-paket baru wisata untuk menarik minat wisatawan. Semua upaya tersebut juga dilakukan untuk menggenjot pariwisata yang saat ini kena pukulan hebat akibat mewabahnya virus corona.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini