MATA INDONESIA, BEIJING – Komisi Kesehatan Hubei melaporkan jumlah korban meninggal akibat wabah virus corona jenis baru atau 2019-nCov melonjak menjadi 803 orang pada Minggu 9 Februari 2020 namun belum mencapai puncaknya. Sehari sebelumnya masih di kisaran 724 orang.
Jumlah itu berarti melampaui korban meninggal akibat SARS (sindrom pernapasan akut) 2002-2003 yang merenggut 774 nyawa di seluruh dunia.
Dikutip dari AFP, lonjakan jumlah korban itu terjadi setelah Provinsi Hubei melaporkan 79 kematian baru.
Dalam laporan hariannya, Komisi Kesehatan Hubei juga mengonfirmasi 2.147 kasus baru di pusat provinsi, tempat wabah muncul pada bulan Desember 2019. Kini, lebih dari 36.690 kasus Corona dikonfirmasi di seluruh China.
Virus itu diyakini mulai muncul tahun lalu di pasar yang menjual hewan liar di ibu kota Provinsi Hubei, Wuhan, sebelum kemudian menyebar ke penjuru negeri dan bahkan lintas negara.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, Sabtu (8/2), bahwa jumlah kasus yang dilaporkan setiap hari di China “stabil”, namun tetap memperingatkan bahwa masih terlalu dini untuk mengatakan virus ini telah mencapai puncaknya.
Sebelumnya, Kedutaan Besar AS di Cina melaporkan warga negaranya yang berusia 60 tahun dan didiagnosis mengidap virus itu meninggal pada hari Kamis 7 Februari 2020 di Wuhan.
Satu-satunya kematian akibat Virus Corona yang dilaporkan terjadi di luar daratan Cina adalah seorang pria asal Negeri Tirai Bambu di Filipina dan seorang pria berusia 39 tahun di Hong Kong.