Namai Varian Baru Virus SARS-CoV-2 dengan Omicron, WHO Sempat Dikritik

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Selama ini awam mungkin banyak yang tidak paham dengan kata “omicron,” sekarang kita memahaminya sebagai sebuah wabah. WHO bahkan sempat dikritik saat menggunakan kata itu.

Kata itu sebenarnya merupakan bagian dari alfabet Yunani dengan simbol “O” untuk huruf besar dan “o” untuk huruf kecil. Dalam alfabet latin kata omicron setara dengan huruf “o. “

Organisasi kesehatan dunia (WHO) memang lebih senang menggunakan abjad Yunani untuk menandai varian baru yang merupakan hasil mutasi Virus SARS-CoV-2. Alasannya agar masyarakat luas mudah memahaminya.

Hasil mutasi pertama, salah satu varian pertama dengan mutasi signifikan yang pertama kali diurutkan di Inggris dengan kode B.1.1.7 diberi nama alfa sebagai abjad pertama Yunani.

Selain alfa, huruf beta, gamma, kappa maupun mu juga digunakan untuk menandai varian baru yang bermunculan dari hasil mutasi tersebut.

Namun penggunaan “omicron” membuat WHO sempat mendapat kritik karena varian virus SARS-CoV-2 sebelumnya dinamai “Mu.”

Itu adalah abjad ke-12 dalam alfabet Yunani. Sedangkan “omicron” adalah abjad ke-15, sehingga WHO dinilai tidak menggunakan alfabet itu dengan tertib karena mengabaikan dua abjad Yunani antara “Mu” dan “Omicron” yaitu “nu” dan “ksi.”

Apa pun namanya, hingga kini WHO masih belum bisa menyimpulkan secara menyeluruh karakter varian Omicron tersebut kecuali penularannya yang lima kali lebih cepat dari Delta.

Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan varian Omicron mungkin telah “menyerang” lebih banyak lagi negara hanya belum terdeteksi.

Senior Research Fellow di Global Health, University od Southampton, Michael Head menyatakan bahwa perlunya pemerataan vaksin untuk mencegah munculnya varian Covid.(Indah Suci Raudlah)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini