Mertua Pangeran Harry Dilarang Tengok Sang Cucu, Diduga karena Masa Lalu Ayah Meghan Markle

Baca Juga

MINEWS, JAKARTA – Keluarga Kerajaan Inggris tengah berbahagia pasca lahirnya putra Pangeran Harry dan Meghan Markle yang diberi nama Archie Harrison Mountbatten-Windsor. Namun di balik kebahagiaan itu terselip kabar tak sedap.

Dilansir dari Daily Mail, Minggu, 12 Mei 2019, kabarnya mertua Pangeran Harry yaitu ayah dari Meghan Markle, Thomas markle dilarang keras untuk menengok cucunya sendiri.

Tak hanya itu, sang kakek bahkan dilarang ikut campur sama sekali dalam kehidupan baby Archie. Larangan keras ini ternyata muncul dari ibu tiri Meghan Markle, Roslyn Markle yang sudah bercerai dari Thomas Markle.

Roslyn sendiri menikah dengan Thomas pada 1964 dan akhirnya bercerai. Setelah itu, Thomas menikah dengan Doria Ragland, ibu kandung Meghan, namun akhirnya juga bercerai pada tahun 1987.

Roslyn menyarankan pada keluarga Pangeran Harry agar Thomas tidak diizinkan menjenguk Archie. Penyebabnya, gara-gara masa lalu Thomas yang tidak baik.

Menurut Roslyn, Thomas adalah sosok ayah dan suami yang buruk. Ia sering berselingkuh dan memperlakukan istri serta anak-anaknya dengan buruk.

“Archie layak untuk hidup dan tumbuh di rumah yang lebih bahagia,” kata Roslyn.

“Thomas merupakan sosok ayah yang buruk, apa yang membuatnya menjadi kakek yang baik untuk Archie?” lanjutnya.

Sementara itu, terkait pernyataan Roslyn ini, Thomas membantah semuanya.

“Tuduhan (dari Roslyn) tersebut tidak benar sama sekali, kalau kalian punya pertanyaan, tanya anak-anak saya,” kata Thomas Markle.

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini