MATA INDONESIA, LA PALMA – Lava yang mengalir dari letusan gunung berapi di Kepulauan Canary, La Palma, Spanyol memaksa evakuasi sebanyak 5,500 jiwa dan menghancurkan 100 rumah. Letusan ini menjadi yang pertama dalam 50 tahun terakhir.
Pihak berwenang mengatakan bahwa aliran lava yang dikeluarkan dari gunung berapi tersebut terbilang lambat dari perkiraan semula. Aliran panas tersebut bahkan belum mencapai Samudera Atlantik pada Senin (20/9) malam waktu setempat.
Para ahli mengatakan bahwa jika dan ketika hal itu terjadi, maka itu bisa memicu lebih banyak ledakan dan awan gas beracun.
“Pergerakan lava jauh lebih lambat daripada awalnya … Belum ada kemajuan besar pada siang hari,” koordinator darurat lokal Miguel Angel Morcuende mengatakan pada konferensi, melansir Reuters, Selasa, 21 September 2021.
Aliran lava baru meletus dari gunung berapi pada Senin malam, mendorong evakuasi penduduk di kota El Paso, tulis badan darurat regional di jejaring sosial, Twitter.
Gunung berapi pertama kali meletus pada Minggu (19/9), menembakkan lava sejauh ratusan meter ke udara, menelan hutan, dan mengirimkan batuan cair ke laut di daerah La Palma, pulau paling barat laut di kepulauan Canaries
Belum ada korban jiwa atau cedera yang dilaporkan, tetapi rekaman drone menangkap dua lidah lahar hitam memotong petak yang menghancurkan saat mereka bergerak menuruni sisi barat gunung berapi menuju laut.
Seorang saksi mata melihat aliran batuan cair perlahan-lahan merobek jalan melalui sebuah rumah di desa Los Campitos, menyulut interior dan mengirimkan api melalui jendela dan atap.
“Sekitar 100 rumah telah terkena dampak letusan gunung berapi,” kata pejabat darurat regional Jorge Parra, menambahkan bahwa warga tidak perlu takut akan keselamatan mereka jika mereka mengikuti rekomendasi pihak berwenang.
Pemimpin regional Angel Victor Torres mengatakan kerusakan akan sangat besar. Terliebih gunung berapi ini masih aktif dan akan terus aktif untuk beberapa hari ke depan.
Seorang turis yang berasal dari Austria, Eva mengatakan bahwa ia sempat merasakan gempa. Mengetahui gunung berapi di kawasan tersebut mengalami erupsi, ia pun memutuskan untuk mengemasi barangnya dan pulang.
“Mengerikan. Kami merasakan gempa, itu dimulai pada pagi hari … Kemudian pada pukul tiga sore perempuan pemilik penginapan datang dan berkata Anda harus mengemasi semuanya dan pergi dengan cepat,” tutur Eva.
“Kami senang bisa pulang sekarang,” kata perempuan berusia 53 tahun itu di bandara, naik pesawat kembali ke rumah setelah mempersingkat perjalanannya.
Menteri Pariwisata Reyes Maroto mengatakan letusan itu adalah “pertunjukan indah” yang akan menarik lebih banyak wisatawan ke pulau yang mengandalkan sektor pariwisata. Namun, komentarnya menuai kritik mengingat banyaknya penduduk kehilangan rumah.