Menkominfo Dorong Perbaikan Jaringan Internet Papua untuk Sukseskan PON XX

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate mengatakan, saat ini pemerintah masih terus berupaya untuk memperbaiki Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) ruas Biak-Jayapura yang putus. Ia menjelaskan bahwa upaya ini dilakukan untuk membantu menyukseskan penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX di Papua.

“Proses pemulihannya sendiri sudah selesai dan akan ada koordinasi lintas operator seluler dengan kementerian Kominfo dalam rangka memberikan dukungan tersedianya bandwidth yang cukup untuk penyelenggaraan PON di Papua,” ujarnya dalam keterangan resminya, Senin 7 Juni 2021.

Johnny pun berharap agar penggelaran fiber optik ini bisa selesai sehingga dukungan untuk transmisi data ke dan dari Papua bisa berlangsung dengan baik. Di saat yang bersamaan, pembangunan the last mile, BTS (Base Transceiver Station) oleh Kominfo di Papua akan dilakukan di tahun 2021 dan 2022 nanti untuk keseluruhan wilayah Papua.

“Kami berharap, bahwa sekitar 5000 BTS dapat digelar di Papua dan siap untuk melayani masyarakat di akhir tahun 2022 nanti,” katanya.

Johnny juga menjelaskan bahwa saat ini pihaknya terus melakukan koordinasi dengan PT Telkom dalam upaya penanganan dan pemulihan jaringan di wilayah terdampak.

“Berdasarkan informasi yang kami peroleh, kapasitas backup yang tersedia seluruhnya sebesar 4,7 Gbps. Sekali lagi, yang terdampak 154 kapasitas backup seluruhnya 4,7 Gbps,” ujarnya.

Adapun kapasitas 4,7 Gbps itu ditunjang dari pemanfaatan link satelit sebesar 2.662 Mbps, radio long haul Palapa Ring Timur 500 Mbps atau setengah Gbps, dan radio long haul Sarmi-Biak 1,6 Mbps atau 1,6 Gbps.

Sedangkan untuk mengamankan kualitas link pada saat proses penyambungan, PT Telkom juga menyediakan backup link, khususnya untuk wilayah Manokwari dan Biak sebesar 40 Gbps melalui Palapa Ring Timur.

“Dengan demikian, harusnya kita pahami bahwa gangguan akibat terputusnya fiber optik itu 154 Gbps dan tersedia hanya 4,7 standby atau backup kapasitas. Sehingga belum memungkinkan pemulihan menyeluruh layanan telekomunikasi di wilayah 4 titik tersebut tekanannya di dasar laut,” katanya.

Johnny juga memaparkan untuk menanggulangi dan mengatasi gangguan telekomunikasi di kawasan itu, membutuhkan peralatan khusus yaitu penggelaran kabel melalui kapal.

“Sementara Indonesia hanya memiliki 4 kapal yang memungkinkan mampu melakukan penggelaran kabel bawah laut. Dua diantaranya tidak berfungsi, satu sedang melakukan overhaul dan maintenance, dan hanya tersisa satu kapal, dan saat ini satu kapal itulah yang digunakan oleh PT. Telkom untuk menggelar, mengangkat kabel yang terputus, dan menyambung kabelnya, dilakukan di wilayah timur ke arah barat,” ujarnya.

Ia pun berharap selesainya penyambungan kabel bawah laut itu dapat dilakukan secepatnya.

“Semalam saya dapat kabar dari PT. Telkom yang mengatakan bahwa, seharusnya semalam sudah bisa diselesaikan. Setidaknya di bulan ini pemulihan operasi ke kapasitas semula bisa dilakukan,” katanya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Di Era Pemerintahan Presiden Prabowo, Korban Judol Diberikan Perawatan Intensif di RSCM

Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Pemberdayaan Masyarakat mengumumankan adanya inisiatif baru dalam upaya menangani dampak sosial dan psikologis...
- Advertisement -

Baca berita yang ini