Masuk Musim Kemarau Tapi di Yogja Masih Diguyur Hujan, Ini Penjelasan BMKG DIY

Baca Juga

MATA INDONESIA, YOGYAKARTA-Masuk musim kemarau, suhu udara di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) turun. Bahkan beberapa hari terakhir, Jogja kerap diguyur hujan menjelang malam hari.

Normalnya, suhu udara di DIY berkisar 31-33 derajat celcius. Kini, rerata suhu maksimum hanya 29-31 derajat celcius. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) DIY bahkan mencatat, suhu minimum sempat menyentuh 17,8 derajat celcius.

Rahmad Tauladani, Forecaster Stamet Yogyakarta membenarkan turunnya suhu di DIY. Fenomena ini merupakan salah satu indikasi bahwa angin timuran atau muson Australia sudah aktif dan konsisten. Hal itu juga dibarengi deklinasi matahari yang berada di belahan sisi utara.

Deklinasi matahari di utara, lanjutnya membuat sisi selatan bumi mengalami musim dingin, termasuk Australia. Efeknya, angin bertiup dari Australia ke arah utara melewati Khatulistiwa. Mengakibatkan sebagian wilayah Indonesia selatan turut diterpa angin dingin.

“Itu yang mengakibatkan suhu minimum akhir-akhir ini cukup rendah. Terutama di wilayah pesisir selatan,” sebut Rahmad, Selasa 9 Agustus 2022.

Menurut Rahmad, fenomena ini normal dan merupakan siklus tahunan. Terutama bagi daerah dengan tipe hujan monsunal enam bulanan.

“Ini menandakan masuk musim kemarau,” sebutnya.

Rahmad juga menjelaskan, angin muson Australia bersuhu dingin. Tapi kelembaban udaranya rendah. Padahal untuk dapat membentuk awan hujan, dibutuhkan kelembaban minimal 95-98. Sedangkan saat ini, kelembaban udara hanya 86-94. 

Kelembaban yang rendah, menghambat pembentukan awan. Efeknya, jumlah awan pun sedikit. Hal ini membuat energi panas matahari yang diterima bumi tidak tersimpan. Lantaran awan hujan, sebetulnya juga dapat berfungsi sebagai penahan panas di bumi.

“Biasanya ketika malam hari, terjadi pelepasan energi panas yang disimpan bumi pada siang hari. Sehingga bumi, akan lebih cepat dingin,” katanya.

Berdasar koordinasi di stasiun klimatologi, Juni-Agustus jadi puncak musim kemarau. Kondisi suhu dingin juga bertahan sampai Agustus. Suhu dingin minimum, diperkirakan sekitar 17-18 derajat celcius di perkotaan. Namun, untuk wilayah pegunungan, suhu minimum dapat kurang dari 17 derajat celcius.

“Akan berakhir, mendekati normal ketika matahari bergerak ke selatan. Itu akan panas lagi, itu masuk fase musim pancaroba menuju musim hujan sekitar akhir Oktober,” katanya.

Reporter: Andre

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Tindakan OPM Semakin Keji, Negara Tegaskan Tidak Akan Kalah Lawan Pemberontak

Organisasi Papua Merdeka (OPM) banyak melancarkan aksi kekejaman yang semakin keji. Maka dari itu, negara harus tegas untuk tidak...
- Advertisement -

Baca berita yang ini