MATA INDONESIA, YOGYAKARTA-Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul menyiapkan 1.400 tangki air bagi warga terdampak kekeringan di kabupaten setempat.
Hal itu menyusul dengan puncak kekeringan yang masih akan berlanjut hingga akhir September nanti.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, BPBD Gunungkidul, Sumadi menjelaskan dari hasil koordinasi dengan BMKG, sejumlah antisipasi telah dilakukan.
Salah satu langkah yang dilakukan dengan menyiapkan anggaran droping sebanyak 1.400 tangki air. Selain itu juga sudah ada upaya pendataan wilayah terdampak kekeringan dengan berkoordinasi pihak kapanewon.
Namun begitu, ia tak menampik hingga Jumat 5 Agustus 2022 kemarin belum seluruh kapanewon menyerahkan data rawan kekeringan di wilayah masing-masing.
“Yang masuk baru Nglipar, Ponjong, Semanu dan Rongkop. Untuk data kerawanan tidak menyasar ke seluruh wilayah (kapanewon) tapi di titik-titik tertentu saja,” katanya.
Menurut Sumadi, puncak kemarau di 2022 ini tak akan separah seperti tahun sebelumnya. Mengingat DIY masih terjadi kemarau basah dimana potensi hujan turun sering ditemui.
Pihaknya masih menunggu pengiriman data dari kapanewon terkait dengan jumlah warga yang rawan terdampak kekeringan.
“Kami masih menunggu. Kabar terbaru pagi tadi ada permintaan bantuan air dari Dusun Bengkak, Kanigoro, Saptosari,” katanya.
Terpisah, Kepala BPBD Gunungkidul, Purwono mengatakan, hingga sekarang sudah ada permintaan bantuan air bersih. Meski demikian, jumlahnya belum banyak lantaran penyaluran baru dilaksanakan di Kalurahan Pucanganom, Rongkop.
“Pelaksanaannya satu minggu yang lalu. Untuk droping, kami butuh permohonan resmi dari kalurahan maupun kapanewon,” katanya.
Dia berharap, pada puncak musim kemarau nanti, warga bisa bijak menggunakan air sehingga cadangan yang dimiliki tidak terbuang percuma. Sebagai contoh, pada saat mandi, mencuci atau menyirami tanaman menggunakan air secukupnya.
Reporter: Abraar