MATA INDONESIA, MARIUPOL – Walikota Mariupol, Vadym Boichenko mengatakan bahwa lebih dari 5 ribu warga sipil, termasuk di antaranya anak-anak, tewas selama gempuran yang dilakukan pasukan Rusia yang berlangsung sebulan.
Sang walikota juga mengatakan bahwa pasukan Rusia membom rumah sakit, termasuk satu di mana sekitar 50 orang tewas terbakar dan menghancurkan lebih dari 90 persen infrastruktur kota pelabuhan tersebut.
“Dunia belum pernah melihat skala tragedi di Mariupol sejak keberadaan kamp konsentrasi Nazi. Pasukan pendudukan Rusia mengubah seluruh kota kami menjadi kamp kematian,” kata Walikota Vadym Boichenko.
“Ini Auschwitz dan Majdanek yang baru,” sambungnya, menurut kantor berita Ukraina, Interfax, melansir Yahoo News, Kamis, 7 April 2022.
Perkiraan Boichenko mengenai kematian di Mariupol datang pada hari yang sama ketika Amerika Serikat (AS) memberlakukan sanksi baru terhadap Rusia, termasuk menargetkan dua putri dewasa Vladimir Putin sebagai respons atas kekejaman di Ukraina yang disebut Gedung Putih sebagai kejahatan perang.
Pihak berwenang Ukraina mengatakan hampir 5 ribu jiwa dievakuasi dari daerah pertempuran di bagian selatan atau timur negara itu. Lebih dari 10 juta orang, sekitar seperempat dari populasi Ukraina, telah mengungsi akibat perang, dan lebih dari 4 juta dari mereka telah meninggalkan negara itu.