Maksimalkan Pembelanjaan Produk Dalam Negeri di 2023, Pemkot Jogja Fokuskan ke Komoditas Ini

Baca Juga

Mata Indonesia, Yogyakarta – Setiap Perangkat Daerah (PD) di lingkungan Pemerintah Kota Jogja harus bisa merealisasikan paling sedikit 40 persen nilai anggaran belanja barang dan jasa. Penggunaan barang dan jasa dapat menggunakan produk usaha mikro, usaha kecil dan koperasi dari hasil produksi dalam negeri.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Jogja, Aman Yuriadijaya mengatakan, pihaknya berkomitmen dalam mewujudkan percepatan serta peningkatan penggunaan barang dan jasa produksi dalam negeri atau P3DN.

“Harapannya dengan kegiatan ini dapat menjadi wujud komitmen untuk terus mempercepat dan meningkatkan penggunaan barang dan jasa produksi dalam negeri untuk menyukseskan program P3DN,” ujarnya, Selasa 31 Januari 2023.

Sementara Kepala Dinas Perindustrian Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Kota Jogja, Tri Karyadi Riyanto menambahkan, Pemkot Jogja telah menetapkan komitmen belanja produk dalam negeri melalui APBD 2022. Maka pada tahun ini, sebesar Rp78 miliar dari potensi belanja barang dan jasa serta modal sekitar Rp900 miliar.

“Sebagian besar belanja produk dalam negeri berasal dari belanja makan dan minum untuk berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh masing-masing perangkat daerah, belanja alat tulis kantor dan kebutuhan narasumber kegiatan,” tambahnya.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Jogja, Agus Tri Haryono menjelaskan peningkatan penggunaan produk dalam negeri bertujuan meningkatkan kesempatan kerja.

Selain itu, gerakan ini meningkatkan optimalisasi utilisasi aset negara dalam efisiensi nasional untuk bersaing di tingkat dunia, menghemat defisit negara mengoptimalkan belanja daerah.

Oleh sebab itu, seluruh perangkat daerah di lingkungan Pemkot memiliki kewajiban penggunaan produk dalam negeri.

“Produk dalam negeri yang memiliki Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) paling sedikit 25 persen, apabila terdapat produk dalam negeri dengan penjumlahan nilai TKDN dan nilai Bobot Manfaat Perusahaan (BMP) minimal 40 persen,” jelasnya.

“Jadi penggunaan produk dalam negeri dilakukan pada tahap perencanaan pengadaan, persiapan pengadaan, dan pemilihan penyedia barang. Dalam perhitungan komponen produk dalam negeri harus memperhatikan hal tersebut misalnya harga bahan langsung yang dipakai terdapat biaya pengiriman ataupun asuransi. Kemudian komponen tenaga kerja langsung seperti upah tenaga kerja yang langsung terdapat pajak penghasilan, upah lembur, dan asuransi,” imbuh Agus.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Respon Cepat Pemerintah Kunci Keberhasilan Hadapi Karhutla

Oleh: Ricky Rinaldi Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) merupakan salah satu bencana ekologis yang kerapmenjadi ancaman serius di Indonesia, terutama saat musim kemarau tiba. Namun, tahun 2025 ini, Indonesia menunjukkan kemajuan signifikan dalam mengendalikan karhutla berkat respon cepatdari pemerintah, khususnya pemerintah daerah. Keberhasilan ini bukan hanya hasil kebetulan, melainkan buah dari sinergi lintas sektor, kesiapsiagaan, serta kerja kolaboratif antara berbagaielemen seperti Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), TNI, Polri, Manggala Agni, damkar, dan masyarakat. Kepala BNPB, Letjen TNI Dr. Suharyanto, menyampaikan bahwa langkah cepat dan sigapmenjadi kunci utama dalam mengendalikan karhutla sebelum api meluas dan sulit dikendalikan. Ia menekankan pentingnya pemadaman sejak api masih kecil agar tidak berkembang menjadikebakaran besar. Ia juga mengingatkan semua pihak agar tetap waspada menghadapi musimkemarau dan tidak lengah dalam menjaga kesiapsiagaan. Sikap proaktif ini terbukti efektif, seperti yang terjadi di Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. Karhutla yang melanda kawasan perbukitan Harau berhasil dikendalikan meskipunmenghadapi medan geografis yang sulit, yakni bukit terjal berbatu. Hanya sekitar dua hektarelahan yang terbakar berkat kerja cepat tim gabungan. Hal serupa terjadi di Kabupaten Toba, Sumatera Utara, di mana karhutla seluas 10 hektare berhasil ditangani tanpa meluas lebih jauh. Keberhasilan ini tidak terlepas dari peran aktif pemerintah daerah dan tim tanggap darurat di lapangan. Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini