Makin Terpuruk, Ekonomi Inggris Disalip India

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Ekonomi Inggris perlahan-lahan semakin terpuruk. Kini negeri Ratu Elizabeth itu justru disalip bekas jajahannya India.

India kini menjadi negara dengan ekonomi terbesar kelima dunia mengambil alih posisi Inggris yang menurut Bloomberg telah merosot ke posisi keenam.

Perhitungannya didasarkan pada dolar AS, dan India memperpanjang keunggulannya pada kuartal pertama, menurut angka PDB dari Dana Moneter Internasional.

Penurunan tersebut akan menjadi beban berat bagi Liz Truss yang kemungkinan akan menggantikan Boris Johnson.

Senin, 5 September 2022, Inggris akan mengumumkan pejabat perdana menteri pengganti Johnson dan Truss yang kini menjadi Menteri Luar Negeri diperkirakan akan mengalahkan mantan Menteri Keuangan Rishi Sunak.

Pejabat PM Inggris itu akan langsung menghadapi masalah inflasi meningkat cepat dan ancaman resesi hingga 2024.

Sebaliknya, ekonomi India diperkirakan tahun ini tumbuh lebih dari 7 persen.

Rebound yang mengalahkan dunia di saham India kuartal ini baru saja melihat kenaikan bobot mereka ke posisi kedua di MSCI Emerging Markets Index, hanya mengikuti China.

Ukuran ekonomi India dalam “nominal” hingga Maret adalah 854,7 miliar dolar AS, sedangkan ekonomi Inggris pada kurun waktu yang sama senilai 816 miliar dolar AS.

Sementara ekonomi Inggris kemungkinan besar akan jatuh lebih dalam lagi.

PDB Inggris hanya tumbuh 1 persen pada kuartal kedua dan, setelah disesuaikan dengan inflasi, menyusut 0,1 persen.

Mata uang poundsterling juga berkinerja buruk terhadap dolar dibandingkan rupee, dengan kejatuhan poundsterling hingga 8 persen terhadap mata uang India tahun ini.

Perkiraan IMF, India berada di belakang AS, Cina, Jepang dan Jerman.

Padahal 10 tahun lalu, India berada di peringkat ke-11 di antara ekonomi terbesar, sementara Inggris berada di peringkat ke-5.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Komitmen Pemerintah Wujudkan Kemandirian Ekonomi Papua Melalui Lumbung Pangan Nasional

*) Oleh : Ratna Juwita Pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto telah menunjukkankomitmen kuat untuk melakukan pembangunan Lumbung Pangan Nasional di Kabupaten Merauke, Papua. Melalui program ini, diharapkan Papua tidak hanyamenjadi daerah yang mandiri dalam hal pangan, tetapi juga menjadi motor perekonomian yang memberikan dampak positif bagi seluruh masyarakat.  Sejak diluncurkan, program Lumbung Pangan Nasional yang berbasis di KabupatenMerauke ini mendapat perhatian khusus dari berbagai pihak. Salah satunya adalahtokoh masyarakat adat Papua, Bonefasius Muenda, yang mengungkapkan bahwaPresiden Prabowo Subianto memiliki perhatian besar terhadap pembangunan di Papua. Menurut Muenda, upaya pemerintah untuk menjadikan Merauke sebagai Lumbung Pangan Nasional mencerminkan niat tulus Presiden Prabowo untuk menyejahterakanmasyarakat Papua. Hal ini tidak hanya terlihat dari kebijakan yang digulirkan, tetapijuga dari langkah konkret yang telah diambil untuk membangun infrastrukturpendukung, membuka lapangan pekerjaan, serta mendorong keterlibatan masyarakatdalam proses pembangunan. Menurutnya, program ini akan memberikan dampak langsung terhadap ekonomimasyarakat setempat, yang selama ini lebih banyak bergantung pada sektortradisional dan terbatas pada kegiatan pertanian subsisten. Melalui Lumbung Pangan Nasional, Merauke akan menjadi daerah yang tidak hanyamengelola hasil pertanian untuk kebutuhan lokal, tetapi juga untuk mendukungketahanan pangan nasional. Dengan lahan yang subur dan potensi besar dalamsektor pertanian, Merauke menjadi pilihan ideal untuk menjadi pusat produksi pangan, baik untuk konsumsi lokal maupun ekspor. Kemudian, Presiden Prabowo juga akan membangun sejumlah infrastrukturpendukung berupa dermaga di Wanam dan jalan sepanjang 135 kilometer dariWanam ke Muting. Infrastruktur tersebut akan memberikan akses bagi petani untukmengangkut alat-alat pertanian dan hasil panen. Dengan kondisi lahan yang rata dan berawa,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini