MATA INDONESIA, JAKARTA – Tiap tahunnya, daging sapi pasti mengalami kenaikan harga pasca Natal dan Tahun Baru (Nataru). Begitu pula pada tahun 2021, harga daging sapi kian meroket sejak awal tahun.
Para pedagang daging sapi dari Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) menggelar mogok berjualan selama tiga hari berturut-turut mulai 20 Januari hingga 23 Januari 2021. Aksi ini merupakan sebuah bentuk protes kepada pemerintah.
Hal itu dibenarkan oleh Abdullah Mansuri, Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI). Menurutnya, ia telah mendapatkan tebusan surat edaran Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) nomor 08/A/DPD-APDI/I/2021 yang berisi tentang rencana mogok berjualan tersebut.
Abdullah menambahkan, dalam beberapa hari terakhir harga daging sapi berada di atas Rp 120 ribu per kilogram. Padahal, harga daging sapi murni biasa dijual dengan harga kisaran Rp 110 ribu hingga Rp 114 ribu per kilogram.
Sedangkan, harga daging sapi bagian paha meroket hingga mencapai Rp 126 ribu per kilogram. Harga ini naik dari yang sebelumnya hanya berkisar Rp 100 ribu per kilogram.
Menurut catatan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), per tanggal 18 Januari 2021 harga rata-rata daging sapi kualitas 2 di Indonesia dijual degan harga Rp113 ribu per kilogram.
Meski begitu, harga daging sapi sangat tinggi di DKI Jakarta dengan harga kisaran Rp129 ribu per kilogram. Sedangkan, di Jawa Barat mencapai Rp124 ribu per kilogram dan Banten mencapai Rp117 ribu per kilogram.
Abdullah menyatakan jika kenaikan harga daging sapi berawal setelah Nataru dan berlanjut hingga saat ini. “Kenaikan ini bermula dari momen Nataru. Berlanjut sampai awal tahun dan sekarang. Tapi, harganya masih cukup tinggi, meski hari ini kabarnya ada penurunan sedikit,” katanya.
Ketua IKAPPI itu merasa khawatir jika aksi mogok berjualan ini akan menimbulkan kelangkaan daging sapi di kalangan masyarakat, khusunya pembeli. Ia pun meminta agar pemerintah, khususnya Kementrian Perdagangan, untuk mengambil sikap tegas dalam menindaklanjuti permasalahan ini.
Asnawi, Ketua DPP Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI), mengatakan jika tinnginya harga daging sapi tidak sejalan dengan keuntungan pedangang.
Menurutnya, pedagang mengalami kerugian sebab minat pembeli berkurang karena harga daging sapi yang terlalu tinggi.
Menyusul rencana mogok begjualan ini, Kementrian Perdaganagan menggelar rapat koordinasi pada Selasa, 19 Januari 2021. Rapat yang dipimpin oleh Syailendra itu turut mengundang beberapa pihak pedangang, yaitu Ketua Umum Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI), Ketua Dewan Perwakilan Daerah APDI DKI Jakarta, dan Ketua Umum Gabungan Pelaku Usaha Peternakan Sapi Potong Indonesia (Gapuspindo).
Reporter: Diani Ratna Utami