Lonjakan Covid-19 Omicron Mulai Ancam Nakes Rumah Sakit

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Lonjakan Covid-19 Omicron tampaknya sudah mulai mengancam para tenaga kesehatan rumah sakit.

Namun seorang pejabat Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengharapkan tidak menyebabkan masalah berat seperti di Inggris.

“Kalau yang terinfeksi banyak dan mereka harus cuti, maka ketidaktersediaan nakes akan memengaruhi pelayanan. Hal ini dapat jadi masalah yang berat—seperti yang terjadi di Inggris. Saya harap itu tidak terjadi,” ujar Ketua Satgas Penanganan Covid-19 IDI, Prof. Zubairi Djoerban, Senin 7 Januari 2022.

Hal itu menanggapi angka positivity rate Covid-19 di kalangan nakes empat rumah sakit (RS) di Jakarta yang lebih dari 30 persen.

Data Kementerian Kesehatan yang dikutip laman edukasi Covid-19 Pandemictalks bahkan ada yang mencapai 60 persen.

Positivity rate dihitung dengan membandingkan jumlah orang yang positif dengan jumlah orang yang dites Covid-19.

Sementara itu, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi menuturkan, bahwa saat ini jumlah pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit masih rendah.

Secara nasional, data pada minggu 6 Februari 2022 jumlah pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit 18.966 orang.

Sedagnakn kapasitas tempat tidur yang tersedia 81.235 sehingga bed occupancy rate (BOR) atau tingkat keterisian tempat tidurnya sekitar 23,35 persen.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Kemandirian Pangan dan Energi di Papua Menjadi Pilar Strategis Pembangunan Nasional

Oleh: Markus Yikwa *) Agenda kemandirian pangan dan energi kembali menempati posisi sentral dalam arah kebijakanpembangunan nasional. Pemerintah secara konsisten menegaskan bahwa ketahanan negara tidakhanya diukur dari stabilitas politik dan keamanan, tetapi juga dari kemampuan memenuhikebutuhan dasar rakyat secara mandiri dan berkelanjutan. Dalam konteks ini, Papua ditempatkansebagai salah satu wilayah kunci, baik untuk mewujudkan swasembada pangan maupunmemperkuat fondasi kemandirian energi berbasis sumber daya domestik seperti kelapa sawit. Upaya percepatan swasembada pangan di Papua mencerminkan pendekatan pemerintah yang lebih struktural dan berjangka panjang. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam berbagaikesempatan menekankan bahwa defisit beras di Papua tidak dapat diselesaikan hanya dengandistribusi antarpulau, melainkan harus dijawab melalui peningkatan kapasitas produksi lokal. Dengan kebutuhan beras tahunan yang jauh melampaui produksi eksisting, pemerintah memilihstrategi pencetakan sawah baru secara masif sebagai solusi konkret. Pendekatan ini menunjukkankeberanian negara untuk menyelesaikan masalah dari hulunya, bukan sekadar menambalkekurangan melalui mekanisme pasar jangka pendek. Kebijakan pencetakan sawah baru di Papua, Papua Selatan, dan Papua Barat tidak berdiri sendiri. Pemerintah juga menyiapkan dukungan menyeluruh berupa penyediaan benih unggul, pupuk, pendampingan teknologi, hingga pembangunan infrastruktur irigasi dan akses produksi. Sinergiantara pemerintah pusat dan daerah menjadi prasyarat utama agar program ini tidak berhentisebagai proyek administratif, melainkan benar-benar mengubah struktur ekonomi lokal. Denganproduksi pangan yang tumbuh di wilayahnya sendiri, Papua tidak hanya mengurangiketergantungan pasokan dari luar, tetapi juga membangun basis ekonomi rakyat yang lebihtangguh. Lebih jauh, visi swasembada pangan yang disampaikan Mentan Andi Amran Sulaiman menempatkan kemandirian tiap pulau sebagai fondasi stabilitas nasional....
- Advertisement -

Baca berita yang ini