MATA INDONESIA – Dari tahun ke tahun banjir menjadi masalah yang tak kunjung terselesaikan di banyak kota Indonesia terutama Jakarta sebagai ibu kota.
Jakarta yang dulu bernama Batavia tercatat sejarah telah dilanda banjir sejak 1621. Bahkan pada 1918 wilayah di Teluk Jakarta tersebut mengalami banjir terparah karena sebagai besar terrendam air bah.
Banyak hal sudah dilakukan bahkan hingga Kanal Banjir Timur dan dua waduk di wilayah Bogor selesai dibangun belum ada jaminan Jakarta tidak kebanjiran.
Padahal di dunia ini bukan hanya Jakarta dan kota-kota di Indonesia saja yang terancam kebanjiran. Bagaimana kota-kota negara lain mengatasinya? Mengutip cekaja.com, 5 negara berikut relatif berhasil menghalau banjir dengan teknologi:
1. Jepang
Negara Matahari Terbit itu berhasil mengembangkan sistem pertahanan banjir yang disebut G-Cans. Sistem itu berupa penampungan air yang terletak di sebelah utara kota Tokyo, tepatnya 22 meter di bawah tanah Kasukabe. Sekilas seperti kuil.
Tinggi drainase penampungan air itu 25,4 meter. Proyek yang dibangun selama 23 tahun itu terdiri dari kanal-kanal dan lima ruangan besar. Dikutip laman Wired, masing-masing ruangan mampu menampung hingga 13 juta galon air. Pantas saja bisa menghalau banjir lebih efektif, ya!
2. Malaysia
Akibat menurunnya kapasitas sungai dan pembangunan di Kota Metropolitan Malaysia, Kuala Lumpur juga sulit terhindar dari banjir. Maka, pemerintah setempat membuat sistem pengendalian banjir yang disebut Stormwater Management and Road Tunnel (SMART).
Proyek itu terdiri dari pembangunan terowongan (bypass tunnel) sepanjang sekitar 9,7 kilometer, twin box culvert outlet structure, dan kolam-kolam penampung air. Dari hasil pengembangan sistem tersebut, SMART mampu menampung air banjir hingga tiga juta meter kubik.
3. Brasil
Ada sistem inovatif yang diterapkan salah satu kota di Brasil, Curitiba. Kota itu memakai pola pembangunan ‘radial segaris-bercabang’ (radial linear-branching pattern). Sistem tersebut berhasil mengatasi banjir dengan mengubah area yang rawan banjir menjadi taman dan danau buatan untuk menampung air.
Strategi itu dinilai lebih efektif dan murah jika dibandingkan dengan membuat saluran kanal banjir untuk merelokasi wilayah terdampak banjir. Dengan perencanaannya yang cerdas dan inovatif ini, Curitiba berhasil menghindari kerugian sosial, ekonomi, dan lingkungan.
4. Belanda
Pemerintah Negeri Kincir Angin kini berhasil membangun mega proyek bernama Delta Plan atau Delta Works untuk mengendalikan banjir. Setelah banjir laut utara pada 1953, Delta Plan ini dibangun untuk menutup laut Zuiderzee dengan tanggul sepanjang 30 km.
Selain itu, Belanda juga membuat waduk darurat yang terdiri dari taman kota, area publik, serta lapangan basket. Jika sewaktu-waktu banjir melanda kota, tempat itu dapat beralih fungsi menjadi waduk darurat yang menampung dan menyalurkan air banjir.
5. Austria
Cara menarik untuk menangani banjir juga diterapkan Kota Green, Austria. Pemerintah setempat menggunakan dinding anti banjir berteknologi mutakhir dengan tinggi 3,6 meter untuk mengantisipasi luapan Sungai Danube.
Saat terjadi banjir pada 2013, teknologi ini berhasil mengantisipasi banjir yang akan menerjang daratan. Maka tak heran bila sistem anti tersebut menjadi semakin terkenal. Uniknya lagi, ketika banjir sudah reda, dinding tersebut bisa dipindah-pindah.
Semoga Indonesia juga bisa mempunyai teknologi – teknologi canggih agar kita terbebas banjir. (Budiyani Rahmawati)
