Viral Video Syur Mirip Gisella Anastasia, Ini Alasan Kenapa Orang Suka Rekam Aktivitas Seksualnya

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Gisella Anastasia lagi-lagi terseret dalam skandal video syur mirip dirinya. Namanya pun mendadak trending di Twitter pada Sabtu 7 November 2020 dini hari.

Video yang beredar hanya berdurasi 19 detik. Wanita yang ada di video sepertinya dengan sengaja merekam aktifitas seksnya dengan seorang pria.

Sekilas, wanita itu memang mirip mantan istri Gading Marten itu. Makanya, netizen pun langsung heboh. Apalagi ini bukan pertama kalinya Gisel terlibat dalam skandal video syur, meski yang sebelumnya dibantah keras.

Dalam video yang beredar, wanita yang mirip Gisel tersebut tampak menggunakan baju tidur tapi terbuka. Sementara, laki-laki yang bersamanya menampakkan badannya tanpa menggunakan pakaian.

Dalam kasus ini, tentunya ada yang mempertanyakan kenapa ada orang yang merekam aktivitas seksualnya. Risikonya, sudah pasti video akan tersebar yang kemudian menjadi tontonan publik.

Dilansir dari laman Metro, Sabtu 7 Oktober 2020, Annabelle Knight, ahli seks dan hubungan di Lovehoney, mengatakan bahwa ada alasan yang sangat sederhana di balik ini.

“Semakin banyak orang yang merekam hubungan seks dengan pasangan mereka, karena itu menyenangkan,” kata Annabelle.

Bahkan, kata dia, saat ini semakin banyak pasangan yang menonton diri mereka sendiri setelah berhubungan seks dan memulainya lagi karena mereka merasa begitu bergairah. “Dan jika kamu akan mengenakan pakaian seksi untuk satu sesi, tentu saja kamu akan menginginkan rekamannya,” kata Annabelle.

Kemudian, ahli seks Rima Hawkins di London, Inggris menjawab permasalahan tersebut. “Saat berhubungan intim, nafsu dan saling tertarik satu sama lain makin kuat. Emosi dan kepercayaan yang terjalin membuat pasangan lebih dekat. Pada titik ini, sulit memisahkan antara perasaan dan proses seksual dalam hubungan intim,” kata Rima.

Penjelasan lain datang dari Dr. Becky Spelman, pakar hubungan di We-Vibe. Dia menyebut kemungkinan adanya tingkat narsisme dalam proses perekaman atau menonton diri sendiri sedang melakukan hubungan seks atau masturbasi.

Namun, menututnya ini mungkin berjalan lebih dalam dari sekedar ego-sentris. Beberapa orang hanya menemukan kesenangan seksual dalam diri mereka sendiri, daripada pasangan mereka.

Dalam beberapa kasus, keinginan untuk melihat diri sendiri terlibat dalam aktivitas seksual di layar dapat melibatkan auto-erotisme. Artinya, ada kecenderungan untuk menemukan kesenangan seksual dalam diri sendiri, bukan pada orang lain.

“Terkadang ada unsur narsis untuk menonton diri sendiri di layar juga. Orang yang narsis dapat menunjukkan kecenderungan egois untuk mengagumi versi ideal citra diri dan atribut mereka, termasuk atribut seksual mereka,” kata Becky lagi.

“Faktanya, bagi orang-orang yang ini, melihat gambar-gambar bergerak tentang diri mereka yang sedang berhubungan seks dapat menjadi tantangan bagi narsisme mereka, karena realitas penampilan tubuh dan kecakapan seksual mereka mungkin tidak sesuai dengan versi ideal dalam pikiran mereka,” jelasnya.

Perlu diingat ada beberapa pertimbangan untuk merekam aktivitas seksual sendiri. Yang paling penting, Kamu bersama seseorang yang bisa Kamu percayai untuk menyimpan rekaman pribadi tersebut.

“Ini bukan ide yang baik untuk merekam adegan seks dengan pasangan baru atau seseorang yang tidak Anda percayai sepenuhnya. Siapa yang tahu kemana rekaman ini mungkin akan berakhir? Anda tidak tahu dengan siapa mereka akan membagikannya,” kata Annabelle Knights.

Setiap orang memang punya cara tersendiri untuk menikmati hubungan seksual dengan pasangannya. Namun, lakukan semuanya itu dengan bertanggung jawab agar tidak merugikan diri sendiri dan orang terdekat.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Presiden Segera Terbitkan Inpres Pengangkatan CASN, Masyarakat Diminta Tenang

Oleh: Ahmad Fairus )* Pemerintah melalui berbagai saluran resmi menginformasikan bahwa Presiden Republik Indonesia akan segera menerbitkan Instruksi Presiden (Inpres)...
- Advertisement -

Baca berita yang ini