MATA INDONESIA, JAKARTA – Lebanon sekarang memang sangat identik dengan konflik dan peperangan sehingga ledakan besar yang terjadi di pelabuhan negara itu disangka sebuah pemboman oleh Donald Trump. Padahal, sebelum perang saudara 1975-1990 negara itu dikenal dengan kecantikan alamnya bahkan dijuluki “Swiss dari Timur Tengah.”
Sebenarnya setelah perang itu berakhir bangsa Lebanon sudah mulai berbenah diri menjadikan negaranya cantik seperti sediakala.
Pada awal 2006, stabilitas yang cukup bagus telah tercapai di hampir seluruh negeri, rekonstruksi Beirut hampir selesai, dan semakin banyak wisatawan asing yang datang ke resort-resort Lebanon.
Namun, Perang Lebanon 2006 menimbulkan korban sipil dan militer, kerusakan hebat pada infrastruktur sipil, dan pengungsian besar-besaran dari 12 Juli 2006 hingga gencatan senjata diberlakukan pada 14 Agustus 2006.
Pada September 2006, pemerintah Lebanon telah memberlakukan rencana pemulihan awal yang ditujukan untuk membangun kembali properti yang dihancurkan oleh serangan-serangan Israel di Beirut, Tirus, dan desa-desa lainnya di wilayah selatan.
Namun perselisihan antara kubu pro dan anti-Suriah semakin meruncing hingga kini tetap menjadikan Lebanon negara gagal.
Meski begitu, banyak lansekap yang menawarkan kecantikan seperti diabadikan fotografer Ramzi Rizk yang bermukim di Beirut dan akan menarik wisatawan untuk datang jika situasi politik negeri itu stabil.
(Foto-foto: IG @ramirizk)