Komoditas Perkebunan Rajai Ekspor Sektor Pertanian

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Selain tanaman pangan, saat ini perkebunan menjadi penentu pertanian Indonesia. Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan ekspor pertanian selama ini 90 persen berasal dari perkebunan.

Indonesia mencatat kenaikan ekspor juga karena komoditas perkebunan. Ketika Covid-19 negara tidak bisa berbuat apa-apa maka pertanian dan perkebunan menjadi penggerak ekonomi. Ketika semua sektor lain turun hanya pertanian yang masih tumbuh.

“Selesaikan semua program yang ada, berapa luas capaiannya, berapa yang tertanam, berapa yang gagal. Pasti tidak ada program yang 100 persen berhasil, berapa kegagalannya harus dicantumkan. Asal ada alasan yang jelas kenapa gagal dan bagaimana memperbaikinya,” katanya di Jakarta.

Syahrul juga berharap supaya aparat Ditjenbun melakukan terobosan. Jangan melakukan pekerjaan yang sama seperti 5-10 tahun yang lalu, hanya itu-itu saja. Harus ada hal besar yang dikerjakan hingga terjadi kenaikan produksi dan perluasan pasar komoditas utama.

“Saya minta perkebunan fokus pada beberapa komoditas saja. Tetapkan targetnya apa yang mau dicapai dalam waktu tiga tahun ini dan apa yang harus dilakukan sampai ke industrinya. Visi kita adalah petani makmur,” katanya.

Fokus saja pada beberapa komoditas yang jadi super prioritas, sedang diluar itu jadi komoditas reguler. Harus ditetapkan Sumatera komoditas apa misalnya pinang, Papua misalnya sagu, Sulawesi kakao, juga daerah lain. Tetapkan hilirisasinya seperti apa. Jangan menanam saja tetapi nanti tidak tahu pasarnya seperti apa.

“Tidak ada hal yang besar terjadi di dunia tanpa kehadiran kopi Indonesia. Tidak ada satupun kafe di dunia tanpa kopi Indonesia. Kalau ingin menguasai pasar kopi dunia harus berbuat apa. Harus sediakan benih berapa. Buat terobosan supaya kebutuhan bisa dipenuhi,” katanya.

Melihat kafe asing bertebaran di mana-mana menurut Syahrul seharusnya kafe yang menjual kopi Indonesia harus lebih banyak.

“Misalnya target bahwa tiap SPBU ada kafe yang menjual kopi Indonesia. Buat kampanye minum kopi Indonesia, sebab kopi tubruk di warung-warung juga tidak kalah enaknya. Tinggal fokus mana saja yang harus dibenahi seperti kemasannya, penyajiannya,” katanya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini