MATA INDONESIA, JAKARTA-Setelah berhasil dengan uji coba kelapa sawit, saat ini Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian mencoba mengembangkan energi dari bahan kemiri.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementerian Pertanian Fadjry Djufry menjelaskan, unit pelaksana teknis Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar (Balittri) tengah melakukan pengembangan pemanfaatan kemiri sunan.
“Di samping produktivitas yang tinggi, rendemen minyak kasar kernel kemiri sunan dapat mencapai lebih dari 50 persen dengan rata-rata angka asam lemak bebas cukup rendah,” katanya.
Kemiri Sunan memiliki perakaran yang dalam dengan tajuk yang lebar, dan dapat tumbuh di lahan marjinal dan beriklim kering seperti Nusa Tenggara Timur, sehingga bisa difungsikan sebagai tanaman rehabilitasi dan konservasi, serta mampu menyerap karbon dalam jumlah yang cukup tinggi.
Tak hanya itu, kemiri sunan juga mampu mereklamasi lahan-lahan bekas tambang. Produk turunan dari pengolahan minyak nabati kemiri sunan akan menghasilkan gliserol, asam lemak bebas, terpentin, dan bahan oleokimia lainnya yang bernilai ekonomi tinggi.
Kemiri sunan juga termasuk non-edible dan mengandung racun yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan pestisida nabati.
Sebagai contoh, biotris, merupakan pestisida nabati berbahan dasar kemiri sunan hasil temuan peneliti Balittri yang dapat digunakan sebagai pengendali hama penggerek buah kakao.