Keluarga Korban Tewas Myanmar Adakan Pemakaman

Baca Juga

MATA INDONESIA, NAYPYIDAW – Keluarga dari puluhan orang yang meninggal dunia dalam bentrokan antara pasukan keamanan Myanmar dan pengunjuk rasa anti-kudeta bersiap untuk mengadakan pemakaman.

Acara menyelakan lilin diadakan di beberapa bagian Yangon dan Mandalay, serta di sejumlah kota lain, menurut laporan media setempat dan foto-foto yang beredar di media sosial.

Pemakaman pengunjuk rasa yang tewas dijadwalkan akan dilangsungkan hari ini (16/3) waktu setempat. Beberapa keluarga mengatakan kepada media, pasukan keamanan Myanmar menahan mayat orang yang mereka cintai, meski begitu para anggota keluarga tetap akan mengadakan pemakaman.

Pasukan keamanan menembak mati sedikitnya 20 orang pada Senin (16/3) setelah 74 orang tewas sehari sebelumnya, termasuk korban tewas di pinggiran Yangon, tempat di mana pabrik-pabrik yang didanai Cina dibakar, menurut laporan Lembaga pemantau hak asasi manusia atau Assistance Association for Political Prisoners (AAPP).

Dalam kekerasan lebih lanjut, seorang pekerja medis di daerah Dawbon di kota Yangon mengatakan, satu orang tewas dan enam lainnya mengalami luka ketika pasukan keamanan membubarkan aksi unjuk rasa.

“Kami harus melarikan diri … karena mereka mengancam jika kami tidak meninggalkan jenazah, mereka akan menambak kami,” kata petugas medis yang enggan menyebutkan namanya, melansir Reuters, Selasa, 16 Maret 2021.

Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres terkejut dengan meningkatnya kekerasan yang dilakukan aparat keamanan Myanmar. Guterres pun meminta komunitas internasional untuk membantu mengakhiri penindasan, kata juru bicara Sekretaris PBB.

Sejak aksi demonstrasi pecah awal Februari, setidaknya 183 orang telah terbunuh oleh pasukan keamanan Myanmar dan jumlah tersebut diprediksi akan terus meningkat, berdasarkan laporan AAPP.

Tindakan keras dan brutal yang dilakukan oleh aparat keamanan Myanmar sontak menuai kecaman dunia, khususnya negara-negara Barat. Amerika Serikat  menjatuhkan sanksi kepada negara yang saat ini dipimpin oleh Min Aung Hlaing.

Adapun Korea Selatan yang menangguhkan kerja sama pertahanan dengan Myanmar. Negeri Ginseng juga menghentikan ekspor senjata, barang-barang strategis lainnya, serta mempertimbangkan kembali bantuan pembangunan.

Senada dengan Korea Selatan, Australia juga menghentikan kerja sama pertahanan dengan militer Myanmar. Ini sekaligus respons yang diberikan Negeri Kangguru, menyusul meningkatnya angka korban jiwa.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Ketersediaan Pangan dan Harga Terjangkau Salah Satu Indikator Kesuksesan Libur Nataru

Jakarta – Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, mengatakan pihaknya telah memastikan ketersediaan pangan pokok strategis serta...
- Advertisement -

Baca berita yang ini