MATA INDONESIA, JAKARTA – Kelompok separatis dan teroris (KST) Papua kembali berulah di Kabupaten Intan Jaya, Papua. Dua anak-anak menjadi korban. Bahkan salah satunya akhirnya meninggal dunia. Pengamat intelijen dan keamanan Stanislaus Riyanta menilai bahwa tindakan tersebut tidak bisa dibiarkan.
“Aksi KKB yang melakukan kekerasan terhadap masyarakat sipil, bahkan anak-anak tidak bisa dibiarkan. Di daerah yang rawan, di mana potensi aksi KBB cukup tinggi, maka masyarakat perlu hati-hati, dan aparat keamanan perlu lebih masif dalam menciptakan siatuasi aman di masyarakat,” kata Stanislaus kepada Mata Indonesia News, Sabtu 30 Oktober 2021.
Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad Musthofa menegaskan bahwa peristiwa tersebut terjadi pada hari Selasa 26 Oktober. Awalnya kelompok separatis dan teroris ini menyerang kantor TNI AD dan polisi di Intan Jaya.
“KST Papua melakukan penembakan terhadap pos Koramil dan Polsek Sugapa sehingga personel membalas tembakan dan terjadi kontak tembak,” kata Kombes Ahmad Musthofa.
Adapun ketika terjadi kontak tembak, dua anak-anak tersebut tengah beraktivitas bersama orang tuanya di sekitar rumah. Keduanya terkena serpihan tembakan.
“Dua anak sedang dengan orang tuanya beraktivitas di sekitar rumah, sehingga menjadi sasaran KST Papua tersebut. Diketahui bahwa kedua anak tersebut mengalami luka serpihan tembak. Satu meninggal dunia dan satu terkena tembakan di punggung,” katanya.
Pasca kejadian tersebut keluarganya langsung membawa kedua anak laki-laki itu ke puskesmas. Namun karena saat itu tidak ada tenaga medis maka korban dibawa kembali ke rumah.