MATA INDONESIA, JAKARTA – Kekerasan yang terjadi di Papua tidak berkaitan dengan konflik agama.
Hal itu diungkapkan salah seorang tokoh Papua, Franz Korwa bahwa penetapan kelompok separatis Papua (KSP) sebagai teroris bukan karena dorongan menciptakan ISIS dan taliban.
“Tidak ada yang bisa menampik memang jika politik praktis dengan membawa pengaruh agama cukup gencar terjadi di Indonesia sejak Pilgub DKI lalu, bahkan Pilpres kemarin masih ada sisa-sisanya,” ujar Korwa dalam pesan yang diterima, Minggu 2 April 2021.
Jadi jika ada yang mengaitkan penetapan status teroris terhadap KSP dengan konflik agama berarti dia memang sedang membawa kasus tersebut ke ranah politik.
Penetapan status teroris terhadap KSP karena murni sudah menerapkan efek teror pada masyarakat.
Maka, penetapan status tersebut diharapkan bisa membersihkan Papua dari teror yang akan menghambat pembangunan di sana.