MATA INDONESIA, TEHERAN – Kepala negosiator nuklir Iran mengatakan bahwa Teheran mengharapkan berbagai sanksi dari Amerika Serikat (AS), terhadap minyak, bank, dan sebagian besar individu dan institusi segera dicabut.
“Sanksi … pada sektor energi Iran, yang mencakup minyak dan gas, atau sanksi industri otomotif, keuangan, perbankan dan pelabuhan, semuanya harus dicabut berdasarkan kesepakatan yang dicapai sejauh ini,” kata Wakil Menteri Luar Negeri Abbas Araqchi seperti dikutip dari AFP, Minggu, 2 Meri 2021.
Araqchi tidak mengatakan di mana sanksi mekanisme akan dicabut atau merujuk pada bagaimana Teheran akan memenuhi tuntutan Washington dan kembali ke komitmennya berdasarkan kesepakatan.
“Kami akan bernegosiasi sampai posisi kedua belah pihak semakin dekat dan tuntutan kami dipenuhi. Kalau ketemu akan ada kesepakatan, kalau tidak tentu tidak ada kesepakatan,” sambungnya.
Sementara AS melalui sang penasihat keamanan nasional, Jake Sullivan mengatakan bahwa dialog mengatakan pembicaraan terkait Perjanjian Nuklir Iran di Austria berada di tempat yang tidak jelas. Washington juga mengecilkan prospek terobosan yang akan segera terjadi.
“Kami telah melihat kesediaan semua pihak, termasuk Iran, untuk berbicara secara serius tentang pembatasan keringanan sanksi dan jalan kembali ke JCPOA. Tapi masih belum pasti apakah ini akan berujung pada kesepakatan di Wina,” kata Sullivan.
Sebagaimana diketahui, Presiden Joe Biden berusaha membawa AS kembali ke kesepakatan yang ditinggalkan mantan Presiden Donald Trump tahun 2018. Di mana Trump kemudian memberlakukan kembali sanksi terhadap Teheran dan Iran menanggapinya dengan melanggar banyak batasan kesepakatan pada aktivitas nuklirnya.
Pembicaraan mengenai Perjanjian Nuklir Iran 2015 dimulai bulan lalu di Wina dengan pihak yang tersisa dalam kesepakatan – Iran, Rusia, China, Prancis, Inggris dan Jerman serta Amerika Serikat yang berada di hotel lain – Iran menolak untuk mengadakan pertemuan langsung dengan para pejabat AS.
Para pejabat berharap mencapai kesepakatan pada 21 Mei, ketika kesepakatan antara Teheran dan pengawas nuklir PBB tentang pemantauan lanjutan beberapa kegiatan nuklir Iran akan berakhir.
“Kami belum mencapai pemahaman tentang poin-poin paling kritis. Sukses sama sekali tidak dijamin, tetapi bukan tidak mungkin,” kata diplomat senior dari apa yang disebut E3 – Prancis, Inggris dan Jerman – dalam sebuah pernyataan.