Kebijakan Gencarkan Tes Rapid Covid19 Antigen Dinilai Sebagai Terobosan

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Kebijakan menerapkan tes rapid swab antigen untuk Covid19 dinilai sebagai terobosan oleh ahli epidemiologi Syahrizal Syarif. Tetapi, puskesmas harus disiapkan dengan baik.

“Saya memandang ini suatu terobosan dari Kementerian Kesehatan untuk meningkatkan pemeriksaan tes spesimen kita. Tapi sekali lagi Saya ingatkan, ketika tumpuannya diberikan kepada Puskesmas maka pemerintah harus siap,” demikian pernyataan Syahrizal kepada Mata Indonesia News, Jumat 12 Februari 2021.

Hal yang dibutuhkan untuk mencari gambaran sesungguhnya dari Pandemi Covid19 di Indonesia bukan hanya tes rapid antigen.

Menurutnya, proses penelusuran kontak erat dengan orang yang terinfeksi juga harus kuat yaitu sedikitnya 20 sampai 30 orang.

Rapid antigen ini, menurutnya, bisa menjadi screening dan bisa memperbaiki kapasitas pemeriksaan spesimen Indonesia.

Dalam kondisi seperti sekarang, untuk menghentikan Pandemi tidak bisa lain masyarakat terus berdisiplin dengan protokol kesehatan setidaknya dengan 3 M, memakai masker, menjaga jarak sosial dan menghindari kerumunan.

Syahrizal menekankan hal terakhir ini masih sulit dilakukan masyarakat kita. Seharusnya tidak ada lagi kumpul2 lebih dari tiga orang, lalu rumah makan juga membatasi jumlah orang di setiap meja hanya tiga orang dan sebagainya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini