Keamanan Masyarakat Papua Tetap Terjaga Jika Pendekatan Lunak Terus Diterapkan

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Pendekatan lunak atau soft approach belum bisa berjalan baik karena masih ada kontak tembak antara aparat keamanan dengan kelompok separatis dan teroris (KST) Papua. Pengamat intelijen dan keamanan Stanislaus Riyanta menilai jika pendekatan lunak tidak bisa berjalan optimal dalam waktu singkat.

Strategi pendekatan lunak tampaknya harus terus dilakukan dengan sabar supaya korban tidak terus berjatuhan baik dari masyarakat maupun dari aparat keamanan di Tanah Papua. Terutama jika terjadi konflik antara aparat keamanan dengan KST Papua, pendekatan lunak juga menjadi upaya prioritas untuk menyelesaikan persoalan tersebut.

 “Pendekatan “soft approach” tidak mungkin dilakukan dalam waktu singkat, ini dilakukan juga paralel dengan perlindungan keamanan bagi masyarakat, jadi soft approach itu masih perlu waktu dan berjalan terus,” kata Stanislaus kepada Mata Indonesia News, Senin 7 Februari 2022.

Pernyataan tersebut mengacu pada peristiwa yang menimpa Serda Riza, prajurit TNI yang gugur tertembak anggota kelompok separatis dan teroris (KST) Papua pimpinan Lekagak Telenggen pada Kamis 27 Januari 2022. Tidak hanya Serda Rizal, dua prajurit TNI lainnya juga gugur dalam serangan tersebut yakni Pratu Tupel Alomoan Baraza dan Pratu Rahman Tomilawa.

Adapun Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa menegaskan jika insiden penembakan yang terjadi murni karena penyerangan. Serangan itu terjadi ketika para prajurit melakukan tugas rutin di medan penugasan

“Intinya, sebetulnya dari pihak TNI tidak ada sedikit pun usaha-usaha yang memprovokasi, tidak ada,” kata Andika Perkasa.

Ia menyatakan akan terus mengejar pelaku penembakan yang menewaskan prajuritnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Komitmen Pemerintah Wujudkan Kemandirian Ekonomi Papua Melalui Lumbung Pangan Nasional

*) Oleh : Ratna Juwita Pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto telah menunjukkankomitmen kuat untuk melakukan pembangunan Lumbung Pangan Nasional di Kabupaten Merauke, Papua. Melalui program ini, diharapkan Papua tidak hanyamenjadi daerah yang mandiri dalam hal pangan, tetapi juga menjadi motor perekonomian yang memberikan dampak positif bagi seluruh masyarakat.  Sejak diluncurkan, program Lumbung Pangan Nasional yang berbasis di KabupatenMerauke ini mendapat perhatian khusus dari berbagai pihak. Salah satunya adalahtokoh masyarakat adat Papua, Bonefasius Muenda, yang mengungkapkan bahwaPresiden Prabowo Subianto memiliki perhatian besar terhadap pembangunan di Papua. Menurut Muenda, upaya pemerintah untuk menjadikan Merauke sebagai Lumbung Pangan Nasional mencerminkan niat tulus Presiden Prabowo untuk menyejahterakanmasyarakat Papua. Hal ini tidak hanya terlihat dari kebijakan yang digulirkan, tetapijuga dari langkah konkret yang telah diambil untuk membangun infrastrukturpendukung, membuka lapangan pekerjaan, serta mendorong keterlibatan masyarakatdalam proses pembangunan. Menurutnya, program ini akan memberikan dampak langsung terhadap ekonomimasyarakat setempat, yang selama ini lebih banyak bergantung pada sektortradisional dan terbatas pada kegiatan pertanian subsisten. Melalui Lumbung Pangan Nasional, Merauke akan menjadi daerah yang tidak hanyamengelola hasil pertanian untuk kebutuhan lokal, tetapi juga untuk mendukungketahanan pangan nasional. Dengan lahan yang subur dan potensi besar dalamsektor pertanian, Merauke menjadi pilihan ideal untuk menjadi pusat produksi pangan, baik untuk konsumsi lokal maupun ekspor. Kemudian, Presiden Prabowo juga akan membangun sejumlah infrastrukturpendukung berupa dermaga di Wanam dan jalan sepanjang 135 kilometer dariWanam ke Muting. Infrastruktur tersebut akan memberikan akses bagi petani untukmengangkut alat-alat pertanian dan hasil panen. Dengan kondisi lahan yang rata dan berawa,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini