Karoshi, Fenomena Meninggal Mendadak Karena Kebanyakan Kerja

Baca Juga

MINEWS.ID, JAKARTA – Diperkirakan 30 petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 meninggal dunia mendadak saat bertugas. Di Jepang kematian seperti itu dikenal dengan sebutan Karoshi.

Fenomena itu, pertama kali muncul pada 1969. Menimpa lelaki 29 tahun yang bekerja di surat kabar ternama Jepang.

Menteri Perburuhan Jepang saat itu menilai kematiannya akibat kerja berlebih. Karoshi memang dikenal sebagai kematian mendadak yang diakibatkan bekerja melebihi waktu yang ditoleransi tubuh.

Orang Jepang dahulu senang bekerja sebagai pegawai dan dikenal gila kerja. Mereka takut dipecat dari pekerjaannya sehingga menunjukkannya dengan bekerja giat bahkan sering lembur meski beberapa tidak digaji.

Perusahaan Jepang tidak mampu membayar lemburan pegawainya karena jam lemburan mereka sangat banyak.

Pada 2015, Departemen Kesehatan, Perburuhan, dan Kesejahteraan Jepang mencatat jumlah kematian akibat Karoshi mencapai 1.456 kasus dalam satu tahun.

Setelah diselidiki tahun berikutnya ternyata 12 persen pegawai di perusahaan Jepang bekerja lebih waktu lemburannya.

Selain bekerja tak kenal waktu, penyebab karoshi karena mayoritas pegawai di atas 40 tahun tidak memperhatikan kesehatannya.

Mereka juga hanya makan seadanya atau makan makanan instan dengan kandungan lemak terlalu banyak.

Kini anak muda Jepang berupaya menghindari karoshi dengan tidak menjadi pegawai. Mereka lebih memilih pekerjaan paruh waktu atau berwirausaha.

Sementara Pemerintah Jepang membuat kampanye “Jum’at Premium.” Kampanye itu merupakan imbauan karyawan pulang lebih awal setiap Jum’at terakhir setiap bulan serta membatasi jumlah jam lembur maksimal hanya 30 jam per bulan.

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini