MATA INDONESIA, WASHINGTON – Setidaknya 15 pelaut Amerika Serikat (AS) mengalami luka-luka ketika kapal selam bertenaga nuklir, USS Connecticut menabrak objek misterius di perairan sekitar Laut Cina Selatan.
Insiden tersebut terjadi ketika ketegangan meningkat di wilayah yang disengketakan oleh sejumlah negara. Seorang juru bicara Angkatan Laut AS mengatakan bahwa kapal selam bertenaga nuklir itu kini menuju ke wilayah AS di Guam.
“Pabrik dan ruang propulsi nuklir USS Connecticut tidak terpengaruh dan tetap beroperasi penuh,” kata juru bicara Angkatan Laut AS dalam sebuah pernyataan, yang menambahkan bahwa tingkat kerusakan kapal selam masih dinilai.
Mengapa Laut Cina Selatan begitu kontroversial?
USS Connecticut beroperasi di salah satu wilayah yang paling diperebutkan di dunia. Di mana Cina mengklaim sebagian besar wilayah Laut Cina Selatan, tetapi sejumlah negara di sekitarnya dan AS menolak klaim Beijing.
Filipina, Brunei Darussalam, Malaysia, Taiwan, dan Vietnam, kelima negara ini telah memperdebatkan klaim Cina atas hampir semua Laut selama beberapa dekade, tetapi ketegangan terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir. AS telah mendukung lima negara ini dalam sengketa teritorial.
Mengapa ada peningkatan ketegangan di Asia-Pasifik?
Insiden itu terjadi hanya beberapa pekan setelah AS, Inggris, dan Australia menyetujui pakta keamanan bersejarah di Asia-Pasifik, dalam apa yang dilihat sebagai upaya untuk melawan Cina.
Pakta yang dikenal dengan Aukus itu akan melihat AS berbagi informasi dengan Australia untuk membangun kapal selam bertenaga nuklirnya sendiri.
Sementara itu, Penasihat Keamanan Nasional AS, Jake Sullivan, mengatakan bahwa dia sangat prihatin dengan tindakan yang merusak perdamaian di Selat Taiwan, yang memisahkan Taiwan dan Cina.