Junta Militer Akan Menangkap 18 Selebritas Myanmar

Baca Juga

MATA INDONESIA, NAYPYIDAW – Pasukan Myanmar menembaki massa pro-demokrasi pada Sabtu (3/4) dan menewaskan sedikitnya lima orang. Seolah tak menghiraukan jumlah korban yang terus berjatuhan, militer Myanmar tetap memperkuat upaya untuk mengakhiri perbedaan pendapat.

Selain biadap terhadap para demonstran, aparat keamanan Myanmar juga rajin melakukan penangkapan terhadap para kritikus online dan aktivis pro-demokrasi. Akses internet di Myanmar juga diputus menyusul aksi unjuk rasa yang terus menentang pemerintahan junta militer.

Sejak kudeta yang terjadi pada 1 Februari, setidaknya 550 warga sipil dilaporkan meninggal dunia, berdasarkan laporan Kelompok Advokasi Asosiasi Bantuan untuk Narapidana Politik atau Assistance Association for Political Prisoners (AAPP), dan sebanyak 46 di antaranya merupakan anak-anak.

Pasukan keamanan di pusat kota Monywa, Myanmar menembaki para demonstran, kata layanan berita Myanmar Now. Sementara seorang pria ditembak dan tewas di pusat kota lain, Bago, dan satu lainnya di Thaton di selatan, Bago Weekly Journal online melaporkan.

“Mereka mulai menembak tanpa henti dengan granat setrum dan peluru tajam,” ungkap seorang pengunjuk rasa yang enggan menyebutkan namanya di kota Monywa, melansir Reuters, Sabtu, 3 April 2021.

“Orang-orang mundur dan dengan cepat memasang … penghalang, tetapi peluru mengenai seorang demonstran di depan saya, tembakan itu tepat mengenai kepalanya. Dia mati di tempat,” sambungnya.

Demontrasi yang menarik puluhan ribu orang pada awal-awal pembangkangan di kota-kota besar mayoritas telah berhenti. Kini para demonstran mengadopsi “demontrasi gerilya” –yakni pembangkangan atau demonstrasi kecil dan cepat sebelum pasukan keamanan membubarkan.

Selain memutus layanan internet, junta militer juga mengeluarkan surat perintah untuk menangkap 18 selebritas Myanmar, termasuk di dalamnya influencer media sosial dan dua jurnalis. Apabila pengadilan Myanmar memutuskan bersalah, maka mereka terancam hukuman tiga tahun penjara.

Kebiadaban aparat keamanan menuai kecaman dunia internasional. Potensi perang saudarea di negara anggota ASEAN itu juga semakin besar, manakala kelompok etnis bersenjata Myanmar siap angkat senjata dan bergabung dengan kelompok masyarakat sipil melawan kudeta militer.

Melansir AFP, tiga dari sekian banyak kelompok etnis bersenjata Myanmar itu telah mengeluarkan pernyataan bersama yang mengancam pembalasan kematian warga sipil oleh kekuatan junta militer. Ketiga kelompok etnis bersenjata itu adalah Tentara Pembebasan Nasional Ta’ang, Tentara Aliansi Demokratik Kebangsaan Myanmar, dan Tentara Arakan (AA).

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pilkada 2024 Kulon Progo: Gerindra dan PPP Pilih Mesra Menangkan Pemilihan November Mendatang

Mata Indonesia, Kulon Progo - Dalam upaya memperkuat dukungan untuk bakal calon Bupati dan Wakil Bupati pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) November 2024, Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Gerindra dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Kabupaten Kulonprogo sepakat untuk berkoalisi.
- Advertisement -

Baca berita yang ini