MINEWS.ID, JAKARTA – Menanggapi kerasnya penolakan kenaikkan iuran BPJS Kesehatan, Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menilai angka sebenarnya tidak semahal harga pulsa telepon.
“Beli pulsa aja jauh lebih besar dari itu. Masak, lebih mementingkan pulsa daripada kesehatan,” kata JK di Jakarta Selasa 8 Selasan 2019.
JK mengingatkan kenaikan tersebut bertujuan mencegah anggaran pemerintah tidak defisit. Apalagi, warga kurang mampu tetap ditanggung iurannya.
Menurut dia, pemerintah tetap membiayai para penerima bantuan iuran (PBI) atau keluarga miskin hingga lebih dari Rp 100 juta.
Sebelumnya mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Muhammad Said Didu melalui akun twitternya mengritik alasan BPJS Kesehatan menaikkan iuran tersebut.
Dia menilai ucapan Direktur Utama BPJS Kesehatan Fahmi Idris yang menilai kenaikan sebesar Rp 5000 per hari tidak memberatkan masyarakat miskin.