MATA INDONESIA, JAKARTA – DKI Jakarta akan menjadi tuan rumah pertemuan puncak para pemimpin kota dunia dalam acara Urban 20 (U20) Mayors Summit 2022. Ini sebagai bagian dari agenda Presidensi G20 Indonesia.
Pertemuan para pemimpin kota dunia, akan membahas tantangan perkotaan pascapandemi. Sejalan dengan tema Presidensi G20 Indonesia, ‘Recover Together, Recover Stronger’.
Para pembahasnya adalah
- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia Airlangga Hartanto
- Gubernur Provinsi DKI Jakarta Anies Baswedan
- Gubernur Provinsi Jawa Barat Ridwan Kamil
- CEO Sintesa Group Shinta Wijaya Kamdani selaku B20 Chair
- Ketua Masyarakat Energi Terbarukan (METI) Surya Darma,
Moderatornya Founder Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) Dino Patti Jalal. Bincang U20 itu, mengawali kesiapan Jakarta menjadi tuan rumah U20 Mayor Summit 2022 dan membahas isu perekonomian, transformasi digital, hingga energi terbarukan.
Menko Perekonomian, Airlangga Hartanto, menyampaikan Presidensi G20 Indonesia merupakan kesempatan bagi Indonesia untuk berperan dalam pemulihan global. Caranya dengan partisipasi aktif membangun tata kelola yang sehat, adil dan berkelanjutan. ”Indonesia akan menggunakan Presidensi G20 guna mengatasi perubahan iklim dan mendorong pembangunan berkelanjutan. Kami mengapresiasi U20 sebagai salah satu engagement grup G20. Mengadvokasi anggota-anggota kota besar anggota G20. Harapanya U20 dapat meningkatkan peran kota dalam diplomasi internasional. Kami mendukung penyelenggaraan Jakarta sebagai tuan rumah U20 Mayo Summit pada Agustus tahun ini,” kata Airlangga.
Gubernur Anies Baswedan, mengatakan U20 adalah pilar untuk menopang G20. Saat ini, ketimpangan antarnegara semakin menipis. Namun ketimpangan di dalam negara dan kota itu melebar.
Sementara Gubernur Provinsi Jawa Barat, Ridwan Kamil, menyampaikan Jawa Barat membantu Jakarta dalam Urban 20, Youth 20, dan Think 20 dengan berbagai bentuk kegiatan seminar/talkshow.
”Hasil U20 nanti akan kami kumpulkan dan pelajari serta terapkan di kota-kota di Jawa Barat. Karena urban itu identik dengan density atau kepadatan, di situlah ada turunan-turunan penyelesaian permasalahan di tingkat kota,” ujar Ridwan Kamil.
Kemudian, Ketua Masyarakat Energi Terbarukan (METI), Surya Darma, menambahkan pandemi COVID-19 memberikan dua dampak, yaitu dampak negatif dan dampak positif. Negatifnya adalah pertumbuhan ekonomi turun, perlambatan bahkan cenderung negatif. Tapi di sisi lain memberikan sisi positif untuk lingkungan.