Jawaban Pemerintah, Data Kematian Covid-19 Tidak Dihapus

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Pemerintah menegaskan tidak menghapus angka data kematian akibat Covid-19, tetapi diperbaiki peng-inputan datanya karena terjadi akumulasi angka dalam beberapa minggu terakhir.

Hal itu diungkapkan Juru Bicara Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Jodi Mahardi yang menyebutkan belakangan ini ditemukan banyak angka kematian yang ditumpuk-tumpuk atau pelaporannya dicicil sehingga terlambat dipublikasikan.

“Jadi terjadi distorsi atau bias pada analisis, sehingga sulit menilai perkembangan situasi satu daerah,” ujar Jordi, Rabu 11 Agustus 2021.

Hal tersebut menurutnya akan menyebabkan bias analisis sehingga sulit menilai perkembangan sebenarnya di satu daerah.

Jodi mengatakan, data tersebut bisa terjadi karena banyak kasus aktif yang tidak diperbaharui lebih dari 21 hari.

Menurut Jodi, pemerintah sedang merapikan data sehingga diturunkan tim khusus dan setelah rapi semuanya, data kematian akan dimasukkan lagi ke dalam pelaporan kepada publik.

Maka, untuk sementara menurut Jodi pemerintah menggunakan lima indikator lain untuk asesmen Covid-19, yakni seperti BOR (tingkat pemanfaatan tempat tidur), kasus konfirmasi, perawatan di RS, pelacakan (tracing), pengetesan (testing), dan kondisi sosio ekonomi masyarakat.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Stok BBM Dipertahankan Rata-Rata 20 Hari untuk Menjamin Kebutuhan Jelang Nataru

Oleh: Anggina Nur Aisyah* Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2025/2026, pemerintah menegaskankomitmennya dalam menjamin ketersediaan energi nasional melalui kebijakan strategismenjaga stok bahan bakar minyak pada rata-rata 20 hari. Kebijakan ini menjadi buktinyata kesiapan negara dalam mengantisipasi peningkatan kebutuhan masyarakatselama periode libur panjang, sekaligus memperkuat rasa aman publik terhadapkelangsungan aktivitas sosial, ekonomi, dan keagamaan. Penjagaan stok BBM tersebutmencerminkan perencanaan yang matang, berbasis data, serta koordinasi lintas sektoryang solid antara pemerintah, regulator, dan badan usaha energi nasional. Perhatian Presiden Prabowo Subianto terhadap kesiapan menghadapi arus Natal dan Tahun Baru memperlihatkan bahwa sektor energi ditempatkan sebagai prioritas utamadalam pelayanan publik. Presiden memastikan bahwa distribusi bahan bakar berjalanoptimal seiring dengan kesiapan infrastruktur publik, transportasi, dan layananpendukung lainnya. Pendekatan ini menegaskan bahwa pemenuhan kebutuhan energimasyarakat tidak hanya dipandang sebagai aspek teknis, melainkan sebagai bagian daritanggung jawab negara dalam menjaga stabilitas nasional dan kenyamanan publikselama momentum penting keagamaan dan libur akhir tahun. Langkah pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dengan mengaktifkan kembali Posko Nasional Sektor...
- Advertisement -

Baca berita yang ini