MATA INDONESIA, NUSA DUA – Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan mengapa Indonesia sulit bernasib seperti Sri Lanka.
Menurut Ani, panggilan akrab Sri Mulyani, saat konferensi pers di Nusa Dua, Rabu 13 Juli 2022, situasi kedua negara sangat jauh berbeda satu sama lain.
Dia mengungkapkan saat ini dunia sedang mengalami tekanan yang sama akibat dampak pandemi covid-19.
Hal itu diperparah dengan kondisi geopolitik yang sedang bergejolak akibat operasi militer Rusia di Ukraina.
Akibatnya harga banyak komoditas melonjak sehingga menyebabkan inflasi multi digit yang menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi.
Seluruh dunia menghadapi konsekuensi kenaikan harga bahan-bahan makanan, harga energi mengakibatkan inflasi terus merangkak naik.
Sementara sebelum pandemi banyak negara yang fundamental ekonominya buruk menjadi semakin parah setelah dua tahun pandemi.
Ketidakkuatan ekonomi itu dilihat dari neraca pembayarannya, terutama cadangan devisa yang menipis bahkan negatif seperti Sri Lanka.
Jika kondisi tersebut dibarengi dengan kebijakan yang tidak hati-hati dan mengikuti nafsu politik kasus seperti Sri Lanka bisa kita alami.
Tetapi, Sri Mulyani meyakinkan saat ini, mengatakan Indonesia tidak akan bangkrut seperti Sri Lanka.
Dia menjamin ketahanan ekonomi Indonesia lebih baik sehingga mampu mencegah situasi yang dialami oleh Sri Lanka.
Untang pemerintah dan swasta di Indonesia masih aman karena di bawah 40 persen dari PDB, sedangkan Sri Lanka sudah lebih dari 50 persen PDB.
Di samping itu, kondisi fiskal Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) juga masih sehat dengan level defisit yang masih terkendali sesuai dengan target pemerintah.