Ini Para Provokator yang Diduga Galang Aksi Tolak PPKM hingga Turunkan Jokowi

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Pengamat Intelijen Ridlwan Habib mengatakan, aksi penolakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM Darurat yang terjadi di beberapa kota belum lama ini hingga aksi untuk menurunkan Presiden Jokowi tak murni datang dari masyarakat.

Alasannya bahwa pada Demo yang dilakukan di Bandung misalnya, para pendemo malah bertindak anarkis. “Bahkan ada yang membawa pistol rakitan dan bom molotov,” ujarnya kepada Mata Indonesia, Minggu 25 Juli 2021.

Ia menilai aksi ini digerakan oleh sekelompok oportunis yang memanfaatkan situasi pandemi Covid-19 untuk menimbulkan kebencian terhadap pemerintah secara masif kepada masyarakat. Misalnya soal tagar yang trending di Twitter #Jokowimundurrakyatselamat merupakan bagian dari provokasi akun-akun anonim yang sumbernya dari kelompok anti Jokowi di masa Pilpres kemarin.

“Ada juga yang melakukan aksi ke jalan seperti anarko sindikalis itu. Aksi tersebut dianggap sebagai bagian dari pelatihan mereka menghimpun dukungan masyarakat untuk menggulingkan pemerintah. Menurut mereka dengan masyarakat bersatu, maka pemerintah bisa diturunkan dengan solidaritas rakyat. Mereka berasal dari kalangan anak muda yang kebanyakan terpengaruh dengan pemikiran Tolstoy hingga Marx,” katanya.

Kemudian ada kelompok oportunis politik. Menurut Ridlwan, kelompok ini dalam posisi menunggu hingga situasi memburuk baru akan mengambil peluang untuk menghancurkan pemerintahan Jokowi.

“Tujuannya untuk menggantikan pemerintahan. Arahnya memang menuju ke situ. Dibuat seolah-olah situasinya chaos, seolah-olah rakyat sudah tak percaya dengan pemerintah kemudian mengarah ke DPR. Bahkan tanggal 30 Juli mendatang dikabarkan akan ada aksi demo di DPR memaksa diadakan sidang istimewa untuk meminta presiden mundur,” ujarnya.

Bahkan lanjut Ridwan, hal ini bisa saja akan menjadi perhatian partai-partai politik di tanah air. Bila pemerintah tak bisa menyakinkan partai politik, maka hal tersebut bisa berbahaya. “Parpol bisa saja menarik anggotanya dari kabinet. Ini yang disebut chaos parlemen,” katanya.

Direktur The Indonesia Intelligence Institute tersebut pun berharap aparat kepolisian bersikap tegas dan membubarkan aksi demonstrasi di masa PPKM. “Kalau mereka melawan petugas, tangkap dan proses hukum. Polisi jangan takut dituduh melanggar HAM karena justru sedang melindungi HAM masyarakat lain yang lebih besar,” ujarnya.

Ia pun berharap kepada segenap lapisan masyarakat untuk bersatu untuk membantu negar ini keluar dari pandemi Covid-19.

“Saat ini semua sedang mengalami masa sulit, baik itu dari segi medis, kesehatan ataupu perekonomian. Yang kita butuhkan saat ini adalah solidaritas, saling bahu-membahu baik itu dari kalangan partai politik maupun dari kalangan organisasi mahasiswa,” katanya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Apresiasi Profesionalitas Aparat dan Partisipasi Masyarakat Sukseskan Pilkada Papua Damai

Jayapura – Kapolda Papua, Irjen Patrige R Renwarin menyampaikan jajarannya sedang dalam proses menunggu rekomendasi dari Badan Pengawas Pemilu...
- Advertisement -

Baca berita yang ini