Ini Kisah Presiden Soeharto Menjadi Pegawai Bank

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Warga Indonesia hanya mengetahui Presiden Soeharto yang lahir 8 Juni 1921 memiliki karir cemerlang di lingkungan militer. Namun, tidak banyak yang mengetahui bahwa presiden ke-2 Republik Indonesia itu pernah menjadi pegawai bank.

Penyebab lelaki kelahiran Desa Kemusuk, Bantul, Yogyakarta 100 tahun lalu itu, karena keluarganya yang tidak harmonis akibat bapak dan ibu kandung sering bertengkar karena masalah ekonomi.

Akibatnya, Soeharto menjadi pribadi pendiam dan tertutup sehingga temannya sangat sedikit sampai sang ayah mengirim Soeharto berguru kepada adik ayahnya, Prawirohardjo yang pandai bawang bombai dan bawang putih.

Setelah lulus SD, Soeharto meneruskan ke Schakel School, sebuah sekolah menengah pertama di Wonogiri. Karena jaraknya jauh dari rumah sang paman, dia harus pindah.

Soeharto harus rela menumpang tinggal di rumah kakak sahabatnya, Sulardi di Selogiri agar bisa terus bersekolah. Belum lama tinggal di sana, kakak Sulardi cerai dengan suaminya.

Terpaksa Soeharto mencari “tempat tinggal” baru. Lalu, sang ayah menitipkan Soeharto kepada kepada sahabatnya, Hardjowijono, pensiunan yang tinggal di Wonogiri.

Dia menyelesaikan sekolah menengah pertamanya pada 1939 dan menjelang ujian kelulusannya gelombang protes bangsa Indonesia terhadap penjajah pemerintah kolonial Belanda menjadi kencang, namun Soeharto tak peduli dan berkonsentrasi penuh pada ujian kelulusan.

Setelah menamatkan SMP Soeharto memutuskan kembali lagi ke Wuryantoro, tempat buliknya (tante) karena ayahnya tak mampu membiayai pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Maka, Soeharto berniat meminta tolong dicarikan pekerjaan oleh paman.

Akhirnya, Soeharto mendapat pekerjaan sebagai juru tulis di sebuah bank desa dan bekerja mengenakan seragam blangkon, beskap dan sarung.

Namun, seragam kerja itu membuat Soeharto mendapat sial. Karena hanya satu-satunya seragam itu cepat lusuh.

Dia pun dipinjami sarung kesayangan buliknya. Saat berangkat kerja, sarung kesayangan bulik itu tersangkut di jari-jari roda sepeda.

Peristiwa itu lah yang mengakhiri karier Soeharto sebagai juru tulis bank desa karena buliknya marah.

Soeharto pun mencari Peruntungan ke Solo untuk menjadi anggota Angkatan Laut Belanda sebagai juru masak.

Namun, saat tiba di Solo lowongan tersebut sudah tidak ada lagi dan dia kembali ke Wuryantoro.

Di tempat buliknya Soeharto bekerja serabutan mulai membangun mushola sampai membersihkan selokan air untuk menyambung hidup.

Tidak lama, Soeharto mendengar informasi kerja sebagai Angkatan Perang Belanda (KNIL). Pada 1 Juni 1940 Soeharto pun mendaftar sebagai prajurit dan merupakan awal karir kemiliterannya hingga berakhir sebagai Mayor Jenderal sebelum dilantik sebagai presiden.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Resmi Jadi Kader NasDem, Sutrisna Wibawa bakal Bersaing Ketat dengan Bupati Gunungkidul

Mata Indonesia, Yogyakarta - Mantan Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Sutrisna Wibawa, telah resmi bergabung sebagai kader Partai Nasional Demokrat (NasDem). Hal ini jelas memperkuat dinamika politik Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Gunungkidul 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini