Ini Kata Disdik Jakarta Soal 25 Sekolah yang Jadi Klaster Penularan Covid-19

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Pendidikan (Disdik) angkat bicara terkait 25 sekolah di wilayahnya menjadi klister penularan Covid-19 yang dikeluarkan Kemendikbudristek.

Kepala Bidang SMP-SMA Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Putoyo mengatakan Dinas Pendidikan akan terlebih dahulu menyisir pendataan yang dilakukan Kemendikbudristek.

Putoyo bahkan mengaku belum ada laporan terkait klaster penularan Covid di sekolah-sekolah Jakarta yang melaksanakan kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM).

Terkait data klaster penularan di sekolah, kata dia, Dinas Pendidikan memastikan akan melakukan konfirmasi langsung kepada Kemendikbudristek.

Ia tidak menampik adanya laporan pelajar terkonfirmasi positif Covid-19. Namun, ia menegaskan kondisi tersebut tidak bisa secara otomatis dianggap sebagai penularan Covid klaster sekolah.

“Itu terdata (pelajar terkonfirmasi Covid) tapi kan definisi klaster itu kan dari Dinas Kesehatan sebetulnya harus ada satu kemudian menularkan kepada beberapa itu baru namanya klaster. Kalau cuma ketemu satu (kasus) kan bukan klaster namanya,” katanya.

Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Widyastuti mengatakan menentukan sebuah klaster penularan Covid perlu telisik mendetil. Ia pun berpendapat, dugaan adanya klaster penularan Covid saat proses pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah perlu dipelajari lebih lanjut.

“Jadi untuk mengatakan apakah itu murni klaster sekolah diperlukan pembuktian tim kami sedang mendalami awal indeksnya dari mana,” katanya.

Direktur Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Jumeri mengatakan data yang terpampang di website merupakan hasil rekapitulasi sejak Maret 2020.

Jumeri menyampaikan, data kementerian hingga September 2021, ada 45.284 atau 97,2 persen sekolah terlapor aman menjalankan PTM Terbatas.

Sementara itu, dari total 46.580 sekolah yang telah melaksanakan PTM Terbatas, jumlah laporan mengenai penularan Covid-19 di satuan pendidikan relatif kecil, yaitu 2,8 persen atau 1.296. 

Jumeri menegaskan bahwa protokol terkait dengan risiko klaster sekolah sudah jelas dan ketat diatur dalam SKB 4 Menteri, termasuk di dalamnya pemerintah daerah menutup sekolah, menghentikan PTM terbatas, melakukan testing, tracing, dan treatment jika ada temuan kasus positif Covid-19.

Menurut dia, Kemendikbudristek selalu berkoordinasi dengan pemerintah daerah dalam melakukan pengawasan dan pemantauan dinamika sekolah yang melaksanakan PTM terbatas.

Per 19 September 2021, kata Jumeri, baru 42 persen satuan pendidikan yang berada di level 3, 2, dan 1 selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang menyelenggarakan PTM terbatas. 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini