MATA INDONESIA, JAKARTA – Ada dua kelompok yang terlibat aksi 8 Oktober 2020 yang juga akan bergabung demo lanjutan 13 Oktober 2020 dan aksi-aksi mendatang.
Menurut Direktur Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) Boni Hargens kelompok pertama adalah kelompok buruh dan para aktivis yang idealis ingin memperjuangkan kepentingan buruh.
Mereka benar-benar mempersoalkan pasal-pasal yang berpotensi multitafsir, sehingga dalam perumusan peraturan pemerintah (PP) ada potensi mengorbankan kepentingan buruh.
“Kelompok tipe ini tentu penting untuk diterima sebagai kritik dan saran untuk evaluasi dalam konteks judicial review jika itu dinilai perlu,” kata Boni, Senin 12 Oktober 2020.
Kedua, seperti dilansir Antaranews, kelompok massa yang dimobilisir oknum partai politik oposisi dan dari kelompok antipemerintah yang selama ini memainkan peran sebagai oposisi jalanan. Massa ini datang dari berbagai latar belakang.
Mereka berasal dari massa partai, ormas, dan bahkan ada kelompok pengacau yang biasa di kenal sebagai kaum “anarko.” Massa tipe kedua itulah yang pada aksi 8 Oktober 2020 terlibat perusakan fasilitas umum, termasuk penyerangan terhadap aparat keamanan dari kepolisian.
Selain itu, ada kelompok lain yang adalah oposisi jalanan, mereka berkepentingan untuk menaikkan posisi tawar dalam rangka persiapan Pilpres 2024.
