Indonesia Siap Kembangkan Bioenergi dari Limbah Pertanian

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Peneliti International Council on Clean Transportation (ICCT), Tenny Kristiana menegaskan bahwa Indonesia memiliki bahan baku untuk memproduksi cellulosic ethanol. Menurutnya, akan tepat bila pemerintah mengembangkan bioenergi dari bahan baku limbah pertanian atau cellulosic ethanol.

“Berdasarkan studi yang dilakukan ICCT, dengan 30 juta ton biomasa kelapa sawit yang tidak terpakai setiap tahun, maka bisa diproduksi 2 miliar cellulosic ethanol per tahun atau setara dengan empat persen permintaan minyak per tahun pada 2019,” kata Tenny Kristiana.

Sebagai catatan, manfaat yang dapat diperoleh dari bioenergy limbah pertanian ini di antaranya, mengurangi pembuangan limbah, menurunkan emisi gas rumah kaca, dan menghemat subsidi.

Cellulosic ethanol, kata Tenny, merupakan biofuels generasi kedua yang membutuhkan teknologi mutakhir, bila dibandingkan dengan ethanol konvensional. Oleh sebab itu, pemerintah wajib memberikan suntikan dana untuk produksi cellulosic ethanol.

“ICCT memperkirakan subsidi yang harus diberikan maksimal 7,000 ribu Rupiah per liter. Ini lebih murah dibandingkan subsidi bioenergi lain,” ucapnya.

“Bahkan masih jauh lebih murah dibandingkan dengan negara lain yang sudah memproduksi cellulosic ethanol yang harus mengeluarkan subsidi 16,000 ribu Rupiah per liter,” tuturnya.

Tenny menambahkan ada sejumlah hal berharga lainnya mengapa pemerintah harus memajukan cellulosic ethanol, seperti membantu mengurangi impor bahan bakar dan menekan defisit perdagangan, mengembangkan industri dan praktik konversi limbah menjadi energy yang menguntungkan sektor ekonomi, serta menciptakan lapangan pekerjaan.

Sementara Ketua Sustainable Development Goals (SDGs) Insitute Teknologi Bandung, Tirto Prakoso menegaskan bahwa bioenergi penting untuk Indonesia. Menurutnya, bioenergi ramah untuk lingkungan dan dapat menghindari efek rumah kaca.

Selain itu, Tirto mengatakan, penggunaan bioenergi juga dapat meringankan ancaman keamanan energi yang disebabkan oleh harga minyak bumi yang terus mengalami peningkatan dan ketergantungan energi pada pihak luar negeri.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pencegahan TPPO di Jogja Diperkuat, Gugus Tugas Dibentuk Kurangi Kasus

Mata Indonesia, Yogyakarta - Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) semakin menjadi perhatian serius di Indonesia, termasuk di Kota Yogyakarta. Korban TPPO seringkali berasal dari kalangan Pekerja Migran Indonesia (PMI), yang terjerat dalam kasus perdagangan manusia akibat berbagai faktor risiko.
- Advertisement -

Baca berita yang ini