Impian Denmark Sebenarnya Jumpa Indonesia di Final Piala Thomas

Baca Juga

MATA INDONESIA, AARHUS – Laju Denmark hanya sampai semifinal di Piala Thomas. Sebenarnya mereka ingin berjumpa Indonesia di partai puncak.

Denmark dikalahkan Indonesia 1-3 di semifinal. Di laga itu, satu-satunya poin tuan rumah diraih Viktor Axelsen yang mengalahkan Anthony Sinisuka Ginting.

Pada akhirnya, Indonesia berhasil menjadi juara Piala Thomas setelah di final mengalahkan Cina dengan skor 3-0. Tiga poin Tim Merah Putih disumbang Anthony Sinisuka Ginting, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, dan Jonatan Christie.

Denmark, juara Piala Thomas 2016, harus rela dengan medali perunggu. Padahal, mereka berharap bisa bertemu Indonesia di final.

“Final impian kami tidak terwujud, karena dalam undian kami berada di pool yang sama dengan Indonesia. Bagi saya, lawan Indonesia adalah final impian. Mereka (Indonesia) lolos ke final,” kata Hans-Kristian Vittinghus, dalam podcast Anders Antonsen.

“Kami harus menghadapi Indonesia di semifinal. Kami kalah dalam pertarungan ketat. Sepanjang minggu mereka membuktikan sebagai tim bagus dan pantas menang dari kami. Tapi kami juga menunjukkan sebagai tim yang bisa mengalahkan siapa saja,” ujarnya.

Bagi Antonsen, ada perasaan senang bercampur sedih di ajang Piala Thomas. Dia bahagia karena bisa main di kota kelahirannya, Aarhus.

“Jujur, perasaan saya campur aduk setelah kalah di semifinal lawan Indonesia. Saya ingin main di final di kandang sendiri. Di sisi lain, saya senang karena main di kota kelahiran saya Aarhus dan tempat saya dibesarkan,” ungkap Antonsen.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini