Hotel dan Restoran di Jateng Tak Lagi Mati Suri

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Kondisi hotel dan restoran di Provinsi Jawa Tengah sempat mati suri karena hantaman pandemi virus corona. Kondisi saat ini lebih parah dibandingkan dengan kondisi saat krisis ekonomi tahun 1998.

Meski demikian, Wakil Ketua Badan Pimpinan Daerah (BPD) Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Provinsi Jawa Tengah, Ilham Muhammad Saleh mengatakan bahwa hotel dan restoran di wilayah Jateng perlahan mulai pulih.

“Kondisi hotel dan restoran di Jawa Tengah saat pandemi boleh dibilang mati suri. Tetapi, kalau kita melihat tren akhir-akhir ini, sebenarnya sudah mulai recovery (pulih) ya,” kata Ilham Muhammad Saleh, Rabu, 10 Maret 2021.

“Dulu saat krisis ekonomi orang masih boleh bepergian, tetapi sekarang tidak boleh, kab begitu. Sekarang punya uang, tetapi enggak bisa pergi,” ucapnya.

Ilham kemudian menuturkan bahwa beberapa hotel di Jawa Tengah masih belum beroperasi 100 persen. Namun, berbeda dengan hotel-hotel bergaya resor maupun semi resor, yang mulai ramai pengunjung.

Selain ‘kekinian’, hotel ataupun penginapan bergaya resor ini memiliki ruangan yang luas dengan sirkulasi udara yang baik. Sementara hotel yang memiliki bangunan tinggi, menurutnya, tidak memiliki jendela dengan peredaran udara yang baik.

“Itu (tidak adanya jendela) ternyata menjadi salah satu penyebab berkembangnya virus COVID-19 ini. Sekitar 80 persen hotel di Jateng mulai pulih meskipun pada awal pandemi terutama pada April-Mei 2020, hampir 90 persen hotel mengalami mati suri,” sambung Ilham.

“Harapan kami bahwa vaksin ini (vaksin covid-19) kalau melihat janji pemerintah, 50 persen pada Juni-Juli sudah bisa dilakukan. Kalau sudah 50 persen, para ahli kedokteran itu mengatakan sudah efektif, sehingga bepergian sudah ‘pede’ (percaya diri),” ucapnya.

Ilham menambahkan, kini hotel telah melakukan berbagai prosedur kesehatan, seperti cleanliness, health, safety, dan environtment (CHSE). Ilham juga mengatakan bahwa seluruh hotel di Jateng sudah disertifikasi terkait dengan CHSE sebagai upaya mencegah penyebaran COVID-19. Setidaknya ada 300 hotel berbintang di Jateng yang sudah tersertifikasi.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Stok BBM Dipertahankan Rata-Rata 20 Hari untuk Menjamin Kebutuhan Jelang Nataru

Oleh: Anggina Nur Aisyah* Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2025/2026, pemerintah menegaskankomitmennya dalam menjamin ketersediaan energi nasional melalui kebijakan strategismenjaga stok bahan bakar minyak pada rata-rata 20 hari. Kebijakan ini menjadi buktinyata kesiapan negara dalam mengantisipasi peningkatan kebutuhan masyarakatselama periode libur panjang, sekaligus memperkuat rasa aman publik terhadapkelangsungan aktivitas sosial, ekonomi, dan keagamaan. Penjagaan stok BBM tersebutmencerminkan perencanaan yang matang, berbasis data, serta koordinasi lintas sektoryang solid antara pemerintah, regulator, dan badan usaha energi nasional. Perhatian Presiden Prabowo Subianto terhadap kesiapan menghadapi arus Natal dan Tahun Baru memperlihatkan bahwa sektor energi ditempatkan sebagai prioritas utamadalam pelayanan publik. Presiden memastikan bahwa distribusi bahan bakar berjalanoptimal seiring dengan kesiapan infrastruktur publik, transportasi, dan layananpendukung lainnya. Pendekatan ini menegaskan bahwa pemenuhan kebutuhan energimasyarakat tidak hanya dipandang sebagai aspek teknis, melainkan sebagai bagian daritanggung jawab negara dalam menjaga stabilitas nasional dan kenyamanan publikselama momentum penting keagamaan dan libur akhir tahun. Langkah pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dengan mengaktifkan kembali Posko Nasional Sektor...
- Advertisement -

Baca berita yang ini