Hidup Petani! Alhamdulillah Harga Gabah Terus Meningkat Tajam

Baca Juga

MINEWS, JAKARTA - Mendekati akhir tahun, harga gabah kering panen (GKP) mengalami kenaikan cukup signifikan, terutama di penggilingan yang sudah menyentuh Rp 5.000 per kilogram dari Rp 3.750 per kg sebagai harga acuan.

Dijelaskan Ketua Umum Persatuan Perusahaan Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi) Sutarto Alimoeso, berakhirnya masa-masa panen telah membuat harga gabah meroket. Hal itu baginya adalah sesuatu yang wajar.

“Otomatis juga harga beras di hilir sesuai sesuai harga eceran tertinggi beras medium (Rp 9.450 – Rp 10.250 per kg) tidak terkejar. Namun untuk beras premium (Rp 12.800 – Rp 13.600 per kg) masih bisa,” kata Sutarto, seperti dikutip dari Republika, Minggu 6 Oktober 2019.

Pergerakan harga gabah menurutnya masih belum agresif, atau berada pada tingkatan normal secara tren. Hanya saja, Sutarto mengakui angka tersebut sudah jauh dari HPP GKP di penggilingan.

Namun, Sutarto justru melihat hal itu dari segi kecukupan beras Indonesia yang diperkirakan masih terus aman hingga akhir tahun 2019 ini.

Selebihnya, pada awal tahun 2020 akan sangat bergantung pada kapan badai el-nino berakhir. Jika musim kemarau belum berakhir pada November mendatang, otomatis, masa tanam dan musim panen rendeng awal 2020 akan mundur atau jatuh pada April.

“Harus diwaspadai tahun 2020. Kalau musim panen tahun depan mundur, pemerintah harus bisa siapkan beras untuk kebutuhan Januari sampai Maret,” ujar Sutarto.

Berita Terbaru

Produksi Sampah di Jogja masih Didominasi Bahan Organik, DLH Jogja Minta Masyarakat Terapkan Biopori

Mata Indonesia, Yogyakarta - Ketua Tim Penanganan Sampah, DLH Kota Jogja, Mareta Hexa Sevana, menyoroti dominasi sampah organik dalam produksi sampah di wilayahnya yang mencapai lebih dari 50 persen. Mareta menekankan pentingnya perhatian terhadap masalah ini, terutama dari rumah tangga di Kota Yogyakarta.
- Advertisement -

Baca berita yang ini