Fix, AS Boikot Olimpiade Musim Dingin 2022 di Beijing, Alasannya Muslim Uighur!

Baca Juga

MATA INDONESIA, WASHINGTON – Amerika Serikat (AS) memastikan takkan mengirim perwakilan diplomatik ke ajang Olimpiade Musim Dingin 2022 di Beijing, Cina. Boikot diplomatik tersebut menyusul pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan Negeri Tirai Bambu..

Boikot diplomatik memungkinkan atlet AS untuk bersaing, tetapi itu dipandang sebagai penghinaan dan salah satu kecaman paling umum Presiden Joe Biden terhadap Beijing. Cina mengatakan akan menanggapi boikot semacam itu dengan tindakan balasan yang tegas.

Tekanan telah meningkat selama berbulan-bulan dari anggota Kongres di kedua partai untuk meminta pertanggungjawaban Cina atas pelanggaran terhadap Muslim Uyghur di Xinjiang dan menindak protes pro-demokrasi di Hong Kong.

Berbagai seruan semacam itu semakin intensif setelah hilangnya bintang tenis Peng Shuai dari kehidupan publik setelah dia menuduh seorang pemimpin penting Partai Komunis Cina melakukan kekerasan seksual.

Sekretaris pers Gedung Putih, Jen Psaki, mengatakan Gedung Putih tidak akan mengirim delegasi pejabat AS ke pertandingan yang akan digelar pada Februari, di tengah genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Xinjiang.

“Kami tidak akan berkontribusi pada kemeriahan pertandingan ini,” kata Jen Psaki, melansir New York Times, Selasa, 7 Desember 2021.

Sementara Presiden Biden telah mengemukakan kemungkinan untuk tidak mengirim delegasi AS setelah dia mengadakan pertemuan virtual pada bulan lalu dengan pemimpin Cina, Xi Jinping.

Pertemuan virtual saat itu sejatinya dimaksudkan untuk mendinginkan ketegangan yang mendidih antara dua kekuatan terbesar dunia. Tetapi Biden dan Xi muncul dengan sedikit lebih dari janji untuk meningkatkan kerja sama setelah tiga setengah jam pembicaraan, meskipun ada serangkaian ketidaksepakatan

Terakhir kali Amerika Serikat melakukan boikot penuh terhadap Olimpiade adalah tahun 1980, ketika Presiden Jimmy Carter menentang mengizinkan atlet AS untuk berpartisipasi dalam Olimpiade Musim Panas di Moskow, Rusia. Keputusannya saat itu adalah untuk memprotes kehadiran militer Uni Soviet di Afghanistan.

Beijing menggunakan ajang Olimpiade di masa lalu untuk menegaskan dirinya di panggung internasional, termasuk tahun 2008, ketika upacara pembukaan berfungsi sebagai cara bagi negara untuk menggembar-gemborkan peremajaan ekonominya.

Perhatian internasional, bagaimanapun, tidak banyak membantu meningkatkan hak asasi manusia di Cina. Biden mengatakan membasmi pelanggaran semacam itu adalah bagian penting dari strategi keamanan nasional yang difokuskan untuk bersaing dengan pengaruh ekonomi Beijing yang meningkat dan diplomasi koersif.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Swasembada Pangan dan Energi Jadi Pilar Kedaulatan Ekonomi Nasional

Indonesia menempatkan swasembada pangan dan energi sebagai prioritas utama dalam strategi pembangunan nasional. Langkah ini bukan sekadar ambisi politik, melainkan kebutuhan mendesak untuk membangun fondasi kemandirian ekonomi yang berkelanjutan. Dengan potensi sumber daya alam yang melimpah dan dukungan geografis yang strategis, Indonesia memiliki modal kuat untuk mewujudkan cita-cita besar ini. Dalam evaluasi enam bulan awal kepemimpinannya, Presiden Prabowo Subianto memberikan apresiasi tinggi terhadap pencapaian luar biasa di sektor pangan dan energi nasional. Hasil produksi pangan telah berhasil melebihi proyeksi awal dengan capaian bersejarah berupa stok beras dan jagung terbesar yang pernah dimiliki Indonesia. Sementara itu, di sektor energi, peresmian operasional perdana sumur Forel dan Terubuk di wilayah Natuna berhasil menambah kapasitas produksi sebesar 20 ribubarrel minyak dan 60 juta standar kaki kubik gas harian. Prestasi ini membuktikan bahwa Indonesia memiliki kapasitas nyata untuk mencapai kemandirian di kedua sektorvital tersebut. Konsep swasembada yang sesungguhnya tidak terbatas pada pemenuhan kebutuhandomestik semata. Seperti yang ditegaskan ekonom INDEF Muhammad Rizal Taufikurahman, swasembada berarti kemampuan memenuhi kebutuhan dalam negeri sekaligus menghasilkan surplus untuk ekspor. Definisi ini menempatkan Indonesia tidakhanya sebagai konsumen, tetapi juga sebagai produsen dan eksportir yang mampuberkontribusi pada pasokan global. Sektor pertanian telah membuktikan perannya sebagai tulang punggung ekonominasional. Sektor ini menjadi penyangga stabilitas sosial ekonomi masyarakat. Kontribusinya terhadap PDB menunjukkan bahwa investasi pada sektor ini akanmemberikan dampak berganda yang signifikan. Ketika produktivitas pertanianmeningkat, efeknya akan merambat ke sektor-sektor lain, menciptakan ekosistemekonomi yang lebih kuat dan...
- Advertisement -

Baca berita yang ini