Dua Dosis Vaksin Sinovac Ampuh Melawan Varian Delta

Baca Juga

MATA INDONESIA, BEIJING – Meski sempat diragukan kemanjurannya, Sinovac Biotech Ltd, pengembang vaksin CoronaVac Covid-19, menegaskan bahwa dua dosis vaksinnya efektif melawan varian Delta yang saat ini tengah mengintai dunia.

Juru bicara Sinovac, Liu Peicheng mengatakan, meskipun belum ada data tentang efek perlindungannya, penelitian telah membuktikan kemanjuran vaksin di negara-negara seperti Brasil, Indonesia, Chili, dan Turki di mana vaksin telah digunakan secara luas.

“Itu lebih dari 90 persen efektif melawan infeksi parah dan rawat inap. Kami juga memperhatikan bahwa tingkat infeksi setelah vaksinasi sangat rendah di negara-negara ini, dan gejalanya terlalu ringan di sebagian besar keadaan,” kata juru bicara perusahaan tersebut, melansir The Star, Jumat, 23 Juli 2021.

“Meskipun ada pengurangan efek penetralannya, vaksin Sinovac tetap efektif terhadap varian Delta,” sambung Liu

Sinovac adalah satu salah satu vaksin Covid-19 yang paling banyak digunakan di seluruh dunia. Namun, akhir-akhir ini ada kekhawatiran atas kemanjurannya terutama pada varian yang lebih menular seperti Delta.

Sementara itu, tentang perlunya suntikan penguat, Liu mengatakan meskipun penelitian Sinovac telah menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam tingkat antibodi setelah dosis ketiga, perusahaan masih mempelajari kebutuhan dan prosedur yang terlibat.

“Sinovac secara aktif melakukan penelitian klinis menggunakan vaksin khusus varian baru sebagai suntikan ketiga untuk meningkatkan kekebalan,” ucapnya.

Vaksin baru akan memberikan perlindungan yang lebih tinggi khususnya terhadap varian Gamma dan varian Delta yang sangat menular.

“Setelah penelitian selesai, kami akan mempertimbangkan apakah perlu menyerahkan rekomendasi dosis ketiga kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) berdasarkan temuan,” katanya.

Di kawasan Asia Tenggara, Sinovac, pengembang dan produsen vaksin terkemuka di Cina, sejauh ini telah mengekspor lebih dari 150 juta dosis vaksin ke negara-negara termasuk ke Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, Kamboja, dan Singapura.

Sementara raksasa farmasi, Pfizer dan mitranya BioNTech belum lama ini sedang mencari persetujuan regulator AS dan Eropa untuk menawarkan suntikan penguat. Mereka mengklaim bukti yang menunjukkan, orang yang divaksinasi penuh memiliki risiko infeksi yang lebih besar karena efektivitas vaksin menurun setelah enam bulan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Kondusifitas Kamtibmas Pilkada Papua 2024 Terjamin, Aparat Keamanan Mantapkan Kesiapan

PAPUA — Kondusifitas keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) pada pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Papua 2024 terjamin, seluruh jajaran...
- Advertisement -

Baca berita yang ini