MATA INDONESIA, JAKARTA – Dalam menegakkan protokol kesehatan kita sering kali tergila-gila melakukan disinfeksi tempat tinggal, tempat kerja dan semua benda yang sering bersentuhan dengan kita. Sepenting itukah?
Relawan edukator Covid19, dr. RA Adaninggar memberi pengetahuan tentang disinfeksi ruangan atau benda dengan benar yang diterima Mata Indonesia News, Minggu 21 Februari 2021.
“Risiko penularan Covid19 dari sentuhan benda adalah rendah tapi tetap mungkin terjadi,” ujar perempuan yang sering dipanggil Dokter Ning tersebut.
Disinfeksi boleh tetap dilakukan sewajarnya dan tidak berlebihan karena jalur penularan Covid19 tetap melalui droplet atau percikan yang keluar dari mulut pembawa virus SARS-Cov-2 penyebab penyakit tersebut.
Dokter Ning mengakui bahwa droplet yang cukup besar dan berat pasti jatuh ke tanah karena hukum gravitasi sehingga berpotensi menularkan dari tangan yang menyentuhnya.
Namun, dia juga menampilkan penelitian materi genetik virus pada benda-benda di rumah sakit dan tempat karantina tidak membuat virus itu tumbuh saat dalam ruang penelitian.
Studi di tempat yang lebih luas di komunitas pun estimasi penularannya dari benda hanya 0,05 persen atau hanya 5 infeksi dari 10 ribu sentuhan.
Maka dokter dari Surabaya itu menganjurkan kita tidak melakukan disinfeksi dengan berlebihan. Cukup prioritaskan benda-benda yang sering disentuh orang banyak seperti pegangan pintu, jendela, dapur, keyboard komputer, dan sebagainya.
Dia juga tidak merekomendasikan melakukan penyemprotan dalam ruangan. Benda-benda di dalam ruangan lebih baik dibersihkan dengan lap menggunakan sabun terlebih dahulu baru diberi disinfektan juga menggunakan kain lap.
Hal terpenting lainnya adalah mempertahankan ventilasi ruangan agar tetap terbuka. Bahan disifeksi yang dianjurkan adalah klorin 0,1 persen dan alkohol 70-90 persen.
Dokter Ning juga mengingatkan disinfeksi tidak bisa menggantikan protokol kesehatan untuk menghambat penularan Covid19.