Dewan Pers Ingin Wartawan Torehkan Prestasi di Era Digital Saat Ini

Baca Juga

MATA INDONESIA, BANJARMASIN – Insan pers harus bisa menorehkan prestasi agar bisa bertahan di tengah derasnya persaingan di era digital. Menurut Ketua Dewan Pers Mohammad Nuh, jika sekadar mencintai dan rasa memiliki terhadap dunia media ini, lambat laun pasti berkurang dan menghilang jika tidak dibarengi dengan prestasi.

“Karena dengan prestasi, pasti ada sesuatu yang dibanggakan dari profesi sebagai wartawan. Contoh, untuk menciptakan suatu karya jurnalistik bermutu, seorang wartawan harus bisa melakukannya,” kata M Nuh di Banjarmasin, Minggu 9 Februari 2020.

Hal itulah yang membedakan insan pers sejati dengan orang bukan wartawan. Di mana sebuah karya jurnalistik berkualitas hanya dapat dihasilkan dari wartawan profesional.

“Kalau abal-abal tunggu waktu saja tergerus. Jadi tingkatkan terus kompetensi diri untuk menjadi wartawan profesional yang memegang teguh kode etika jurnalistik,” ujarnya.

Dalam sambutannya di acara syukuran puncak Hari Pers Nasional (HPN) 2020 di Mahligai Pancasila Banjarmasin bersama Gubernur Kalimantan Selatan H Sahbirin Noor tersebut, M Nuh memompa semangat insan pers agar tetap bertahan apapun yang terjadi.

“Orang bijak itu, melihat tantangan sebagai peluang dan menjadikan peluang sebagai jawaban. Bagi orang cerdas, tidak ada alasan tantangan tak bisa dipecahkan. Sehingga pers harus tetap bisa bertahan, karena membangun pers berarti membangun demokrasi dan membangun demokrasi berarti menjaga keutuhan NKRI,” kata mantan Menteri Pendidikan Nasional serta Menteri Komunikasi dan Informatika itu.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Jokowi dan Karpet Merah untuk Tambang: Korupsi Merajalela, Rakyat Terpinggirkan

Mata Indonesia, Yogyakarta - Kegiatan tambang yang dilakukan secara tidak terkendali dan tanpa memperhatikan keberlanjutan telah memberikan keuntungan besar bagi segelintir pihak, terutama para pemilik bisnis tambang. Sayangnya, rakyat dan negara hanya mendapatkan sedikit manfaat.
- Advertisement -

Baca berita yang ini