MINEWS.ID, MANILA – Gempa berkali-kali dengan magnitudo 5,4 dan 5,9 di Pulau Batanes setidaknya menewaskan delapan orang dan membuat sedikitnya 60 orang terluka. Selain itu, rumah-rumah yang terbuat dari batu dan kayu rubuh rata dengan tanah, artinya jumlah korban tewas bisa terus bertambah.
Peristiwa itu terjadi saat penduduk masih terlelap dalam mimpinya, Jum’at 25 Juli 2019 malam.
Menurut kepala badan penanggulangan bencana Batanes, Roldan Esdicul, tempat tidur warga seperti diayun-ayun layaknya hammock.
Seperti dituturkannya kepada kantor berita Associated Press dan dikutip gulfnews, lebih dari 1.000 penduduk disarankan tetap di kota setelah guncangan gempa tersebut.
Kota Itbayat di Pulau Batanes, Filipina Utara terlihat banyak kerusakan pada bangunan
Esdicul menyatakan saat guncangan gempa terjadi dia sedang berada di kantor gubernur Filipina Utara.
Gempa itu juga membuat beberapa retak bangunan seperti menara bel gereja Santa Maria de Mayan. Menara tersebut akhirnya rubuh.
Rumah Sakit Itbayat tetap buka melayani pasien meskipun beberapa sudut rumah sakit itu mengalami kerusakan.
Pesawat dan helikopter dikerahkan ke Batanes untuk membantu kapal ferry dan memberikan bantuan kepada para korban.
Penduduk Pulau Batanes memiliki penduduk 2.800 orang. Rumah-rumah di sana berbahan dasar batu.