Data Manufaktur Asia dan Eropa Memburuk, Rupiah Kembali Terpuruk

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Nilai tukar rupiah atas dolar AS mengakhiri perdagangan Rabu,1 April 2020 dengan pelemahan.

Mengutip data RTI Bussines, Rupiah ditutup pada posisi Rp 16.450 atau melemah 0,86 persen.

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan, pelemahan rupiah dibayangi oleh imbas data manufaktur dari Asia dan Eropa yang menunjukkan perlambatan karena corona

“Hampir semua negara baik di Asia maupun Eropa, manufaktur PMInya mengalami kontraksi atau di bawah 50. Kecuali data Manufaktur PMI China diluar dugaan di 52,” ujar Ibrahim Rabu sore.

Selain itu, penyebarab wabah corona yang masih terus berlangsung membuat pelaku pasar tetap menahan diri untuk tidak melakukan transaksi di sejumlah pasar.

“Pelaku pasar menahan diri dan menjauh dari aset-aset berisiko, termasuk di Indonesia. Akibatnya, rupiah pun melemah,” kata Ibrahim.

Sementara dari dalam negeri, pelemahan rupiah juga disebabkan oleh rilis data PMI Indonesia Maret 2020 yang turun menjadi 45,3 dari 51,9 di bulan Februari lalu. “Data ini menjadi yang terendah sepanjang sejarah pencatatan PMI yang dimulai pada April 2011,” ujar Ibrahim.

Seperti diketahui, pemerintah mengeluarkan Perpu No.1 tahun 2020 tentang kebijakan keuangan dalam rangka menghadapi ancaman virus corona covid-19.

“Namun strategi bauran yang dilakukan pemerintah dan BI juga tak cukup menolong rupiah untuk kembali perkasa,” katanya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perang Melawan Judi Online: Prioritas Presiden Prabowo Menjaga Moral dan Keamanan Bangsa

Oleh: Gusti Ayu Putri Alviana *) Perkembangan teknologi digital di era modern membawa kemudahan dan membuka peluang bagi aktivitas ilegal yang mengancam...
- Advertisement -

Baca berita yang ini