Dalam Sepekan, 27 Kali Gempa Menghantam Sumut

Baca Juga

MATA INDONESIA, SUMUT – Kepala BMKG Stasiun Geofisika Deli Serdang, Teguh Rahayu mengatakan, dalam sepekan belakangan ini, telah terjadi 27 kali gempa bumi di wilayah Sumatra Utara dan sekitarnya.

Ia menyebut, gempa bumi yang terekam sejak 11 September hingga 17 September 2020 memiliki kekuatan bervariasi.

Gempa dengan kekuatan terkecil yakni Magnitudo 1,9, sementara yang paling kuat adalah Magnitudo 5,0 dengan kedalaman berkisar mulai dari 1 kilometer hingga 159 kilometer.

Ia menjelaskan gempa bumi yang terjadi di Sumatera Utara dan sekitarnya terjadi dengan pusat gempa bumi di darat 24 kejadian dan di laut tiga kejadian.

Teguh Rahayu menyampaikan BMKG Stasiun Geofisika Deli Serdang pada Senin 14 September lalu pukul 01:28:53 WIB mencatat gempa bumi tektonik mengguncang wilayah Nagan Raya-Aceh.

Gempa dengan parameter magnitudo 5.0, epicenter terletak pada koordinat 4.2 LU dan 96.69 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 40 km arah Timur Kota Suka Makmue, Kabupaten Naganraya, Aceh pada kedalaman 121 km.

Berdasarkan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas subduksi.

Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi itu memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault). Dari laporan masyarakat guncangan gempabumi dirasakan di wilayah Gunung Sitoli dengan skala intensitas II MMI (getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang).

Juga dirasakan di Lamno, Aceh Jaya III MMI. Getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Stok BBM Dipertahankan Rata-Rata 20 Hari untuk Menjamin Kebutuhan Jelang Nataru

Oleh: Anggina Nur Aisyah* Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2025/2026, pemerintah menegaskankomitmennya dalam menjamin ketersediaan energi nasional melalui kebijakan strategismenjaga stok bahan bakar minyak pada rata-rata 20 hari. Kebijakan ini menjadi buktinyata kesiapan negara dalam mengantisipasi peningkatan kebutuhan masyarakatselama periode libur panjang, sekaligus memperkuat rasa aman publik terhadapkelangsungan aktivitas sosial, ekonomi, dan keagamaan. Penjagaan stok BBM tersebutmencerminkan perencanaan yang matang, berbasis data, serta koordinasi lintas sektoryang solid antara pemerintah, regulator, dan badan usaha energi nasional. Perhatian Presiden Prabowo Subianto terhadap kesiapan menghadapi arus Natal dan Tahun Baru memperlihatkan bahwa sektor energi ditempatkan sebagai prioritas utamadalam pelayanan publik. Presiden memastikan bahwa distribusi bahan bakar berjalanoptimal seiring dengan kesiapan infrastruktur publik, transportasi, dan layananpendukung lainnya. Pendekatan ini menegaskan bahwa pemenuhan kebutuhan energimasyarakat tidak hanya dipandang sebagai aspek teknis, melainkan sebagai bagian daritanggung jawab negara dalam menjaga stabilitas nasional dan kenyamanan publikselama momentum penting keagamaan dan libur akhir tahun. Langkah pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dengan mengaktifkan kembali Posko Nasional Sektor...
- Advertisement -

Baca berita yang ini