MATA INDONESIA, JAKARTA-Entah apa yang ada dipikiran warga Amerika Serikat (AS). Mereka menggunakan cairan pemutih untuk mengobati atau mencegah virus corona dengan cara meminumnya.
Manajer Pendidikan Kesehatan Masyarakat Pusat Penanganan Keracunan Texas Utara (TCPN), Cristina Holloway mengatakan, lembaganya menerima 46 panggilan pada Agustus berkaitan dengan insiden cairan pemutih.
Beberapa panggilan darurat tersebut yaitu beberapa orang meminum cairan pemutih dan virus corona dijadikan alasan atas aksi tersebut.
“Kami sangat tahu ada banyak misinformasi di media, di internet, yang juga bisa menjadi faktor yang membuat orang-orang salah informasi dan mendengarnya dari tetangga atau seorang teman dan beranggapan itu seperti ide bagus yang bisa berpotensi membahayakan,” katanya, mengutip dari The Independent, Rabu, 26 Agustus 2020.
Holloway menyalahkan media dan informasi yang keliru di internet terkait lonjakan insiden pemutih. Sebagian besar kasus tidak parah, meskipun 12 kasus membutuhkan perhatian medis.
Dia juga mengklaim peningkatan rutinitas pembersihan di rumah selama pandemi merupakan faktor dalam meningkatnya jumlah insiden terkait pemutih.
TCPN mengeluarkan pernyataan pekan ini di mana mereka mendesak warga Texas untuk membaca instruksi tentang pemutih dan produk pembersih sebelum digunakan.
Pernyataan tersebut mengatakan telah terjadi peningkatan 71 persen dalam insiden terkait pemutih dan peningkatan 63 persen dalam insiden produk pembersih rumah tangga.
Pernyataan tersebut tidak menjelaskan periode mana yang mencatat peningkatan jumlah insiden terkait pemutih. Pernyataan itu tidak secara langsung menyarankan warga Texas untuk tidak minum cairan pemutih, meskipun Holloway membenarkan telah terjadi peningkatan konsumsi bahan kimia tersebut.
Pada April lalu, Presiden Donald Trump dikecam oleh komunitas medis setelah menyarankan penelitian apakah virus corona dapat diobati dengan menyuntikkan desinfektan ke dalam tubuh.