MATA INDONESIA, JAKARTA-Pemulihan sektor pariwisata di Tanah Air membutuhkan kerja sama, inovasi, dan koordinasi dengan semua pihak terkait. Hal itu diungkapkan oleh Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Pengembangan Pengusaha Nasional Arsjad Rasjid.
Pemerintah telah menerapkan kebijakan berupa program stimulus untuk mendukung pemulihan sektor pariwisata yang terdampak pandemi covid-19, di antaranya dana hibah, subsidi bunga, restrukturisasi kredit, dan kredit usaha rakyat (KUR) pariwisata.
“Pengusaha mengapresiasi langkah nyata Pemerintah dalam memulihkan industri pariwisata. Pariwisata adalah nadi perekonomian nasional, selain sektor minyak dan gas,” kata Arsjad.
Dirinya langkah pemerintah dinilai tepat mengenai pemberian dana hibah sebesar Rp 3,3 triliun untuk sektor pariwisata, di mana sebesar Rp 1,18 triliun diperuntukkan bagi sektor pariwisata Bali.
Namun, ia mengingatkan agar penyaluran bantuan harus tepat, sehingga penggunaannya terarah dan sesuai harapan. Saat ini, terdapat 34 juta tenaga kerja di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif terdampak pandemi covid-19.
Banyak di antara pelaku usaha dan industri kreatif yang gulung tikar serta tidak sedikit yang terpaksa melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK).
“Pandemi covid-19 memaksa pelaku usaha di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif untuk bertahan dan berinovasi. Saat ini, vaksinasi menjadi harapan kita semua. Tahun 2021, sektor pariwisata harus bangkit dari keterpurukan,” katanya.
Menurut Arsjad, pariwisata Bali harus diselamatkan, sebab sumber pendapatan utama Provinsi Bali berasal dari pariwisata dan ekonomi kreatif. Sebelum pandemi, jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Bali mencapai 6,5 juta orang dan wisatawan domestik 10,5 juta orang.
Di sisi lain, Arsjad juga mengapresiasi kebijakan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk mendorong Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) untuk menyalurkan modal kerja ke sektor-sektor terdampak pandemi, seperti pariwisata, perhotelan, dan restoran.