BPOM Tegaskan Obat Herbal Tak Terbukti Sembuhkan Covid-19

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA– Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menegaskan bahwa sampai saat ini belum ada obat herbal yang terbukti menyembuhkan Covid-19.

Oleh karenanya, masyarakat diimbau untuk tidak mudah percaya dengan klaim obat herbal yang berlebihan, termasuk menyembuhkan infeksi virus Corona.

Deputi bidang Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan dan Kosmetik BPOM dr Reri Indriani mengatakan obat herbal terbagi menjadi tiga, yaitu jamu, obat herbal terstandar dan fitofarmaka.

Jamu adalah obat tradisional yang khasiatnya terbukti secara turun temurun. Lalu obat herbal terstandar (OHT) khasiat dan manfaatnya telah terbukti dari uji pra klinis di laboratorium. Kemudian terakhir fitofarmaka yang pengujiannya sudah sampai di tahap uji praklinis dan klinis.

“Sejauh ini Badan POM belum menyetujui obat herbal, baik itu OHT, jamu, dan fitofarmaka, yang klaimnya dapat menyembuhkan Covid-19,” kata dr Reri dikutip dari webinar daring di kanal YouTube BPOM, Kamis 27 Mei 2021.

Dia menjelaskan, fungsi dari obat herbal adalah untuk memelihara kesehatan hingga meningkatkan imunitas tubuh. Dalam kata lain, sebagai upaya preventif untuk tetap sehat di tengah pandemi Covid-19.

“Yang sudah ada adalah untuk memelihara kesehatan tubuh, meningkatkan daya tahan tubuh, meningkatkan sistem imun,” katanya.

Dia menambahkan, meningkatkan imun juga tidak bisa didapatkan dari hanya mengonsumsi obat herbal., tetapi juga menerapkan gaya hidup yang betul. Makan yang bergizi, rutin olahraga, dan tidur cukup.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Stok BBM Dipertahankan Rata-Rata 20 Hari untuk Menjamin Kebutuhan Jelang Nataru

Oleh: Anggina Nur Aisyah* Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2025/2026, pemerintah menegaskankomitmennya dalam menjamin ketersediaan energi nasional melalui kebijakan strategismenjaga stok bahan bakar minyak pada rata-rata 20 hari. Kebijakan ini menjadi buktinyata kesiapan negara dalam mengantisipasi peningkatan kebutuhan masyarakatselama periode libur panjang, sekaligus memperkuat rasa aman publik terhadapkelangsungan aktivitas sosial, ekonomi, dan keagamaan. Penjagaan stok BBM tersebutmencerminkan perencanaan yang matang, berbasis data, serta koordinasi lintas sektoryang solid antara pemerintah, regulator, dan badan usaha energi nasional. Perhatian Presiden Prabowo Subianto terhadap kesiapan menghadapi arus Natal dan Tahun Baru memperlihatkan bahwa sektor energi ditempatkan sebagai prioritas utamadalam pelayanan publik. Presiden memastikan bahwa distribusi bahan bakar berjalanoptimal seiring dengan kesiapan infrastruktur publik, transportasi, dan layananpendukung lainnya. Pendekatan ini menegaskan bahwa pemenuhan kebutuhan energimasyarakat tidak hanya dipandang sebagai aspek teknis, melainkan sebagai bagian daritanggung jawab negara dalam menjaga stabilitas nasional dan kenyamanan publikselama momentum penting keagamaan dan libur akhir tahun. Langkah pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dengan mengaktifkan kembali Posko Nasional Sektor...
- Advertisement -

Baca berita yang ini