MINEWS.ID, JAKARTA – Gempa bumi tektonik yang menghantam Solok Selatan dengan magnitudo 5,3 Kamis 28 Februari 2019 ternyata misterius karena belum diketahui sumbernya.
Gempa Solok Selatan menurut BMKG merupakan jenis gempa tektonik kerak dangkal (shallow crustal earthquake) .
“Dipicu oleh aktivitas sesar aktif yang belum terpetakan dan belum diketahui namanya,” kata Kepala Bidang Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG Daryono, Jum’at 1 Maret 2019.
Episenter gempa di darat dan berjarak 36 kilometer arah timur laut Kota Padang Aro, Kabupaten Solok Selatan. Pusat gempa berada pada kedalaman 10 kilometer.
Daryono hanya bisa menduga gempa itu diakibatkan dari percabangan (splay) Sesar Besar Sumatra (The Great Sumatra Fault Zone).
Kesimpulan itu diambil karena lokasi pusat (episenter) gempa terletak 49 kilometer sebelah timur jalur Sesar Besar Sumatera atau dari Segmen Suliti.
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan mendatar (strike-slip).
Jika memperhatikan peta geologi di lokasi episenter, tampak terlihat adanya pola kelurusan yang berarah baratlaut-tenggara.
Menurut catatan BMKG gempa paling kuat yang terjadi di area itu terjadi pada 1909 dengan magnitudo 7,6 dan 1995 dengan magnitudo 7,0.
Jumlah korban jiwa meninggal akibat gempa Kerinci saat itu sangat banyak mencapai lebih dari 230 orang. Sementara korban luka ringan dan berat dilaporkan juga sangat banyak.